web tracker

Tokoh Terkenal dari Kesultanan Makassar (GowaTallo), Kesultanan Mataram, Kesultanan Ternate dan Tidore, Kesultanan Banjar

Questions and Key Answers to Social Sciences Class 7 Curriculum 2013 2016 Revision Activities of famous individuals from the Makassar sultanate (GowaTallo), the Mataram sultanate, the Ternate and Tidore sultanates, the Banjar sultanate Page 274 Chapter 4 (Indonesian Society in Pre-Literary, Hindu-Buddhist, and Sultanate Islam) ~ Assalamualikum Semuanya, Kembali lagi Bersama laguasyik.com. Pada Kali ini saya akan memberi tahu kalian semua tentang Soal dan Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Aktivitas Individu Tokoh Terkenal dari Kesultanan Makassar (GowaTallo), Kesultanan Mataram, Kesultanan Ternate dan Tidore, Kesultanan Banjar Halaman 274 Bab 4 (Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam) Kepada Para Siswa/Siswi Yang melihat Artikel Ini. Yuk, Kita Langsung saja ke Soal dan Jawabannya. ~

Aktivitas Individu

1. Pilihlah satu tokoh terkenal dari kesultanan Makassar (GowaTallo), kesultanan Mataram,kesultanan Ternate dan Tidore, kesultanan Banjar!

2. Upayakan tokoh pilihanmu tidak sama dengan pilihan temanmu!

3. Tulis cerita singkat tentang tokoh pilihanmu!

4. Kamu boleh memanfaatkan buku bacaan, artikel,majalah, atau internet sebagai sumber untuk menulis cerita!

5. Berdasarkan cerita yang kamu tulis, nilai luhur apa yang dapat kamu petik dari tokoh yang kamu pilih?

6. Kumpulkan hasil karyamu kepada guru untuk dinilai!

Sultan Hasanuddin dari Kesultanan Makassar ( Gowa – Tallo )

Sultan Hasanuddin lahir di Gowa pada tanggal 12 Januari 1631 dengan nama asli Muhammad Bakir I Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape.

Setelah menaiki tahta, beliau diberikan gelar Sultan Hasanuddin. Karena keberaniannya, ia dijuluki De Haantjes van Het Osten yang artinya Ayam Jantan dari Timur oleh Belanda.

Sultan Hasanuddin memerintah kerajaan Gowa mulai tahun 1653 sampai 1669. Kerajaan Gowa merupakan kerajaan besar di wilayah Timur Indonesia yang menguasai jalur perdagangan.

Pada pertengahan abad ke 17, VOC berusaha memonopoli perdagangan rempah di Maluku. VOC memaksa penduduk pribumi menjual dengan harga yang mereka tetapkan, selain itu VOC juga menyuruh menebang pohon pala dan cengkeh di beberapa tempat.

Sultan Hasanuddin menolak perintah tersebut, karena menurutnya bertentangan dengan kehendak Allah. Sehingga pada tahun 1660, VOC Belanda menyerang Makassar, tetapi belum berhasil menundukkan kerjaan Gowa. Tahun 1667 VOC dibawah pimpinan Cornelis Speelman kembali menyerang Makassar, hingga akhirnya Sultan Hasanuddin terpaksa menandatangani Perjanjian Bungaya pada tanggal 18 November 1667.

Pertempuran kembali pecah pada tahun 1669. Hingga akhirnya Sultan Hasanuddin wafat pada tanggal 12 Juni 1670.

Berdasarkan cerita yang ditulis, nilai luhur apa yang dapat dipetik dari tokoh yang kamu pilih

  1. Keteguhan hati dan gigih berjuang mempertahankan keyakinan.
  2. Nilai cinta tanah air, berjuang dengan gigih melawan para penjajah.
  3. Nilai rela berkorban, semua diberikan bahkan nyawa sendiri untuk mempertahankan tanah airnya.
  4. Percaya diri, meski kalah dalam beberapa hal seperti kemampuan senjata namun kepercaan diri beserta tekad yang kuat tidak membuat mereka mundur dari garis depan dalam melawan penjajah.
  5. Jiwa kepahlawanan adalah nilai luhur yang dimiliki tiga tokoh ini, jiwa kepahlawanan harus dicontoh karena mereka yang memiliki jiwa kepahlawanan hatinya akan selalu terusik untuk menegakkan keadilan.

Ki Ageng Pamanahan (Ki Gede Pamanahan) dari Kesultanan Mataram Islam

Ki Ageng Pamanahan atau Ki Gede Pamanahan, adalah pendiri desaMataram tahun 1556, yang kemudian berkembang menjadi Kesultanan Mataram di bawah pimpinan putranya, yang bergelar Panembahan Senapati.

Asal usul

Ki Pamanahan adalah putra Ki Ageng Henis, putra Ki Ageng Sela. Ia menikah dengan sepupunya sendiri, yaitu Nyai Sabinah, putri Nyai Ageng Saba (kakak perempuan Ki Ageng Henis).

Ki Pamanahan dan adik angkatnya, yang bernama Ki Penjawi, mengabdi pada Hadiwijaya bupati Pajang yang juga murid Ki Ageng Sela. Keduanya dianggap kakak  oleh raja dan dijadikan sebagai lurah wiratamtama di Pajang.

Peran awal

Sepeninggal Sultan Trenggana tahun 1546, Kesultanan Demak mengalami perpecahan akibat perebutan takhta. Putra Sultan yang naik takhta bergelar  Sunan Prawata tewas dibunuh sepupunya sendiri, yaitu Arya Penangsang, Bupati Jipang. Arya Penangsang yang didukung Sunan Kudus juga membunuh Pangeran Hadiri, suami Ratu Kalinyamat, putri Sultan Trenggana. Sejak itu, Ratu Kalinyamat memilih hidup bertapa di Gunung Danaraja menunggu kematian  Arya Penangsang Bupati Jipang.

Arya Penangsang  ganti mengirim utusan untuk membunuh Hadiwijaya di  Pajang tapi gagal. Sunan Kudus  pura-pura mengundang keduanya untuk berdamai.  Hadiwijaya datang ke Kudus dikawal Ki Pamanahan. Pada kesempatan itu, Ki Pamanahan berhasil menyelamatkan  Hadiwijaya dari kursi jebakan yang sudah dipersiapkan  Sunan Kudus. Dalam perjalanan pulang,  Hadiwijaya  singgah ke Gunung Danaraja. Ki Pamanahan bekerja sama dengan Ratu Kalinyamat membujuk  Hadiwijaya  supaya bersedia menghadapi Arya Penangsang. Sebagai hadiah, Ratu Kalinyamat  memberikan cincin pusakanya kepada Ki Pamanahan.

Ki Ageng Pemanahan sebagai Perintis Kesultanan Mataram

Perkembangan sejarah masuknya Agama Islam di Surakarta, tidak dapat dipisahkan dengan sejarah Ki Ageng Henis. Mulanya Laweyan merupakan perkampungan masyarakat yang beragama Hindu Jawa. Ki Ageng Beluk, sahabat Ki Ageng Henis, adalah tokoh masyarakat Laweyan saat itu. Ia menganut agama Hindu, tetapi karena dakwah yang dilakukan oleh Ki Ageng Henis, Ki Ageng Beluk menjadi masuk Islam. Ki Ageng Beluk kemudian menyerahkan bangunan pura Hindu miliknya kepada Ki Ageng Henis untuk diubah menjadi Masjid Laweyan.

Kerajaan Mataram Islam dirintis oleh tokoh-tokoh keturunan Raden Bondan Kejawan putra Bhre Kertabhumi. Tokoh utama Perintis Kesultanan Mataram adalah Ki Ageng Pamanahan,  Ki Juru Martani  dan  Ki Panjawi  mereka bertiga dikenal dengan “Tiga Serangkai Mataram”  atau istilah lainnya adalah “Three Musketeers from Mataram”. Disamping itu banyak perintis lainnya yang dianggap berjasa besar terhadap terbentuknya Kesultanan Mataram seperti : Bondan Kejawan, Ki Ageng Wonosobo, Ki Ageng Getas Pandawa, Nyai Ageng Ngerang dan Ki Ageng Ngerang, Ki Ageng Made Pandan, Ki Ageng Saba, Ki Ageng Pakringan, Ki Ageng Sela, Ki Ageng Enis dan tokoh lainnya dari keturunanan masing-masing. Mereka berperan sebagai leluhur Raja-raja Mataram yang mewarisi nama besar keluarga keturunan  Brawijaya  Majapahit yang keturunannya menduduki tempat terhormat dimata masyarakat dengan menyandang nama Ki, Ki Gede, Ki Ageng’ Nyai Gede, Nyai Ageng yang memiliki arti :  tokoh besar keagamaan dan pemerintahan yang dihormati yang memiliki kelebihan, kemampuan dan sifat-sifat kepemimpinan masyarakat.

Berdasarkan cerita yang ditulis, nilai luhur apa yang dapat dipetik dari tokoh yang kamu pilih

  1. Sebagai manusia hendaknya jangan tinggi hati, jangan sombong, jangan usil, jangan serakah dan jangan panjang tangan. Jangan gila pujian, jangan berbuat serong, janganlah tebal muka, berani malu dan jangan mengagung-agungkan diri.
  2. Dan sebaiknya orang hidup itu mencari bagusnya. Tetapi ingatlah bahwa bagus itu bukan karena harta benda, bukan karena pakaian, bukan karena rupa. Yang disebut bagus ialah yang disayangu oleh sesamanya. Semua orang kasih sayang kepadanya karena tingkah lakunya yang menyenangkan.
  3. Juga jangan mendewakan harta, jangan memuja pakaian indah, jangan pula mendewa-dewakan kepandaian atau ilmu sendiri. Jangan mengandalkan kekuatan jasmani, jangan memuja-muja mantera, jangan pula membanggakan perbuatan atau jasa sendiri. Janganlah menghamba kepada pengetahuan, sebab yang demikian itu tidak ada gunanya. Jangan berusaha agar dihormati, biarlah tiap orang bersikap dan berbuat sendiri.
  4. Terhadap orang lain janganlah berbuat seperti terhadap binatang piaraan, kerbau, sapi dan ayam. Janganlah menggurui orang lain, tunjukkanlah akan baiknya atau bagaimana mestinya sebelum orang berbuat salah. Jika telah terlanjur, jangan dicerca, dipersalahkan, janganlah memaki-maki sebab yang demikian itu tidak ada faedahnya.
  5. Selain itu janganlah berbuat sembrono serba tergesa-gesa. Hidup ini banyak artinya, pertama-tama orang harus memperhatikan akan bahaya. Bahaya ada tiga macam, yakni bahaya karena ucapan, bahaya karena penglihatan dan bahaya yang bersarang di dalam hati sendiri.
  6. Hendaklah suka berguru dan tahu malu. Ada dua macam malu, yakni malu terhadap Tuhan dan malu terhadap sesama manusia, maka berhati-hatilah, janganlah kau tercela. Terhadap sanak keluarga, janganlah engkau berani memudah-mudahkan dan jangan usil mulut, jangan tinggi hati, jangan suka mencampuri urusan orang lain dan janganlah serong.
  7. Sebab perbuatan jahat akan menemui kejahatan pula, barang siapa menanam kebaikan akan memperoleh kebaikan pula, bahkan sampai kepada keturunannya. Jika ada keturunannya yang berkedudukan tinggi memerintah orang lain, hendaknya ia jangan berbuat semena-mena karena akibatnya ia tidak akan langgeng, di mana ia dicela.
  8. Jangan suka gegabah, jangan suka bertengkar, janganlah sewenang-wenang, jangan mengagungkan ilmu sendiri, jangan bertabiat rendah, jangan sombong dan usil, jangan pula suka sembrono, sebab yang demikian ini mendatangkan bencana.
  9. Apabila terhadap orang berendah hati, hendaklah engkau segan padanya, sebab dia itu bertuah. Orang yang bertabiat demikian, hendaklah kau sayangi untuk diambil restunya, sebab dia itu memberkati. Hendaklah sikap orang demikian itu kau tiru, karena rendah hati itu mencakup sikap yang halus, tuturkatanya sopan, duduknya selalu berhati-hati, tidak semena-mena terhadap orang lain.

Sultan Zainal Abidin dari Kesultanan Ternate dan Tidore

Sultan Zainal Abidin adalah raja Ternate ke-18 yang berkuasa antara 1486-1500. Dia adalah penguasa Ternate pertama yang menggunakan gelar Sultan sebagai gelar raja di Ternate, menggantikan gelar Kolano yang digunakan pendahulunya. Selain itu, Sultan Zainal Abidin juga merombak adat dan pemerintahan kerajaan, menjadikan syariat Islam sebagai dasar. Dengan demikian Ternate dibawanya bertransformasi penuh menjadi sebuah Kerajaan Islam.

Keluarga

Sultan Zainal Abidin adalah putera Kolano Marhum Gapi Baguna II, raja Ternate ke-17. Sultan Zainal memiliki dua isteri dan enam orang anak salah satunya adalah Kaicil Leliatur yang kelak menggantikannya sebagai Sultan Ternate, Bayanullah.

Masa Pemerintahan dan Pengislaman Maluku

Zainal Abidin mendapatkan pendidikan Islam sejak muda, ayahnya, Kolano Marhum adalah raja Ternate pertama yang tercatat memeluk Islam. Di bawah bimbingan seorang pedagang sekaligus ulama bernama Datu Maulana Hussein, Zainal Abidin memperoleh pengetahuan tentang Islam. Segera setelah dilantik sebagai penguasa, Zainal Abidin memulai langkah untuk menjadikan Kerajaan Ternate sebagai kerajaan Islam yang penuh. Langkah itu dimulai dengan mengganti gelar Kolano (sebutan untuk gelar raja di Ternate) dengan Sultan.

Tahun 1494, Sultan Zainil Abidin berangkat ke Jawa untuk memperdalam Islam di pesantren Sunan Giri. Selama berada di Giri, Sultan Zainal Abidin menjalin persahabatan dan persekutuan yang kuat dengan orang-orang Jawa. Di sana, dia dikenal sebagai sebagai Sultan Bualawa atau Sultan Cengkih, seorang pejuang gagah berani serta cendekiawan yang saleh. Dikisahkan, pada suatu saat, ketika seorang pembunuh gila mengamuk dan menyebabkan semua orang tunggang langgang, Sultan Cengkih menghadapinya tanpa gentar dan memenggal kepala pembunuh itu dengan sekali sabetan pedangnya, di mana sabetan yang sama turut membelah batu besar tempat kepala itu jatuh.

Dalam perjalanan pulang ke Ternate dari Jawa ia singgah di Makassar dan Ambon guna merundingkan pakta-pakta untuk saling membantu. Dari Jawa, dia memboyong guru-guru Islam, yang paling terkemuka di antaranya adalah seorang ulama berilmu bernama Tuhubahanul yang membantu penyebaran kebudayaan Islam dan pengaruh Ternate di seluruh kepulauan Maluku.

Salah satu upaya Zainal Abidin yang terpenting untuk mengembangkan Islam selain mendirikan sejumlah sekolah Islam dengan guru-guru ulama dari Jawa, adalah membentuk lembaga Jolebe atau Bobato Akhirat yang bertugas membantu Sultan mengurus serta mengawasi segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan syariat Islam di wilayah kekuasaan Kesultanan Ternate.

Islamisasi yang dilakukan Sultan Zainal Abidin kemudian diikuti oleh raja-raja lain di Maluku.

Sultan Zainal Abidin wafat tahun 1500 dan digantikan oleh puteranya, Sultan Bayanullah.

Berdasarkan cerita yang ditulis, nilai luhur apa yang dapat dipetik dari tokoh yang kamu pilih

  1. Mau berjuang bagi rakyat atau bangsa Indonesia
  2. Cinta tanah air
  3. Pantang menyerah
  4. Memiliki kasih sayang untuk keluarganya

Pangeran Antasari dari Kesultanan Banjar

Sebagai seorang Pangeran, Antasari merasa prihatin menyaksikan kesultanan Banjar yang ricuh dan pengaruh Belanda semakin besar. Gerakan-gerakan rakyat timbul di pedalaman Banjar. Pangeran Antasari diutus menyelidiki gerakan-gerakan rakyat yang sedang bergolak. Tugas tersebut membuka kesempatan untuk berhubungan dengan para pemimipin gerakan rakyat yang siap memberontak, bahkan berhasil dipercaya rakyat dan dipilih sebagai pemimpin pemberontakan. Antasari berhasil mempersatukan dan memimpin gerakan rakyat menjadi satu front menentang Sultan Tamjidillah dan Belanda.

Pengaruhnya semakin meluas termasuk di kalangan alim ulama Banjar yang sebagian besar bersedia ikut menempuh jalan kekerasan dan berhasil mengumpulkan 6.000 orang menjadi lascar. Tanggal 28 April 1859, Laskar Antasari menyerbu benteng Pengaron, sehingga keadaan di sekitar benteng dikuasainya. Dalam penyerbuan ini, Komandan Beeckman diperintahkan untuk menyerah.

Pada bulan suci Ramadhan 1278 H (Maret 1862), Antasari dinobatkan menjadi Panembahan Amirudin Kalifatul Mukminin, pemimpin tinggi agama. Maka kedaulatan Banjarmasin yang dipegang oleh keturunan Syah dari Sultan Aminullah telah dikuasai kembali. Pihak Belanda berusah berdamai dengan Antasari, tetapi maksud tersebut ditolaknya karena dianggap hanya sebagai tipu muslihat belaka.

Namun demikian, Antasari hanya memberi satu syarat untuk perdamaian, yaitu diserahkannya kerajaan Banjarmasin dan Belanda hanya diijinkan menarik pajak. Kalau tidak dipenuhi, Antasari memilih terus berperang. Dengan penuh kesadaran dan keyakinan, Antasari memimpin gerakan melawan Belanda di Kalimantan Selatan dan Tengah. Antasari memiliki keahlian dalam siasat perang gerilya serta mampu memimpin pasukan di daerah yang luas yang sukar didiami manusia.

Berdasarkan cerita yang ditulis, nilai luhur apa yang dapat dipetik dari tokoh yang kamu pilih

Antasari adalah pemimpin yang ulet, tabah dan berwibawa serta memiliki kekuatan bathin untuk mengikat para pengikutnya kepada tujuan yang mulia. Seorang Pangeran yang gerah menyaksikan ketidak-benaran yang terjadi di depannya, tidak mementingkan diri sendiri, haram menyerah kepada musuh menjadi motto dalam hidup Pangeran Antasari.

Sekian Kunci Jawaban Dari Saya Tentang “Soal dan Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Aktivitas Individu Tokoh Terkenal dari Kesultanan Makassar (GowaTallo), Kesultanan Mataram, Kesultanan Ternate dan Tidore, Kesultanan Banjar Halaman 274 Bab 4 (Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam)”. Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Blog Yang Sederhana. Semoga Kunci Jawaban Ini Bisa Membantu Kalian Yang Belum Menjawab Soal dan Kunci Jawaban Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Aktivitas Individu Tokoh Terkenal dari Kesultanan Makassar (GowaTallo), Kesultanan Mataram, Kesultanan Ternate dan Tidore, Kesultanan Banjar Halaman 274 Bab 4 (Masyarakat Indonesia pada Masa Praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam). Jika ada Kelebihan pada artikel ini semoga bermanfaat bagi kalian semua dan jika ada kekurangan maupun Salah mohon dimaafkan sebesar-besarnya. Jika Ada Pertanyaan Dan Ada Saran Untuk kelebihan dan kekurangan Selain Ini Bisa Komen Di Kolom Komentar.

About Muhammad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!