web tracker

Tabel 6.3 Sekilas Pahlawan Nasional

Questions and Answers for PPKN Class 7 Curriculum 2013 Revised 2016 Activities 6.4 Table 6.3 Overview of National Heroes Page 153-155 Chapter 6 (Regions in the Framework of the Unitary State of the Republic of Indonesia) ~ Assalamualikum Semuanya, Kembali lagi Bersama laguasyik.com. Pada Kali ini saya akan memberi tahu kalian semua tentang Soal dan Kunci Jawaban PPKN Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Aktivitas 6.4 Tabel 6.3 Sekilas Pahlawan Nasional Halaman 153-155 Bab 6 (Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia) Kepada Para Siswa/Siswi Yang melihat Artikel Ini. Yuk, Kita Langsung saja ke Soal dan Jawabannya. ~

Aktivitas 6.4

Coba kalian amati gambar pahlawan nasional berikut dan tulislah apa yang kalian ketahui tentang perjuangan pahlawan nasional tersebut pada kolom yang tersedia :

Tabel 6.3 Sekilas Pahlawan Nasional

No. Gambar Pahlawan Nasional Uraian
1. Pahlawan Nasional dari Aceh : Cut Nyak Dien

Pahlawan Nasional lainnya dari Aceh (NAD) : Teuku Umar, Panglima Polim, Teungku Cik Ditiro, Cut Nyak Meutia, Laksamana Malahayati, Teuku Nyak Arif, Sultan Iskandar Muda, dsb.

Biografi Cut Nyak Dien

Cut Nyak Dien merupakan seorang pahlawan nasional wanita dari negara Indonesia yang berasal dari daerah Aceh. Cut Nyak Dien telah lahir pada tahun 1848 dalam sebuah keluarga bangsawan yang beragama di daerah Aceh Besar. Cut Nyak Dien merupakan dari garis keturunan pada ayahnya adalah keturunan langsung dari sebuah Sultan Aceh.

Ketika berusia 12 tahun, Cut Nyak Dien menikah pada 1862 dengan Teuku Cek Ibrahim Lamnga, yang juga berasal dari keluarga bangsawan. Pasangan muda ini diberkati dengan seorang anak.

Ketika dalam sebuah perang Aceh meluas pada 26 Maret 1873, ayah dan suami Cut Nyak Dien telah memimpin sebuah perang di garis depan melawan Belanda, yang mempunyai adanya sebuah senjata yang lebih modern dan luas. Setelah bertahun-tahun dalam berperang, pasukannya telah terpaksa mengungsi ke daerah yang begitu terpencil.

Perjuangan Cut Nyak Dien

Semangat dalam perjuangan Njak Dien melawan kekuatan dalam kolonial Belanda terus meningkat. Kematian Teuku Cek Ibrahim Lamnga dalam perang melawan Belanda pada 29 Juni 1878 di Sela Glee Tarun memicu kemarahan dan tekad wanita pemberani ini terhadap kekuatan kolonial.

Namun demikian, Cut Nyak Dien akan melanjutkan dalam sebuah pertarungan dengan semangat yang begitu membara. Kebetulan, saat upacara pemakaman suaminya, dia bertemu Teuku Umar, yang menjadi suami dan rekan dalam pertempuran untuk tanah Rencong.

Awalnya, Cut Nyak Dien Teuku telah menolak saran Umar, tetapi setuju untuk menikahi pria yang masih memiliki hubungan keluarga dengannya setelah Teuku Umar memenuhi keinginannya untuk bergabung dengan medan perang.

Selama dalam pertarungan, Cut Nyak Dien telah menerima sebuah kutukan dari Cut Nyak Meutia atas adanya sebuah strategi dalam suaminya, Teuku Umar yang telah berpura-pura untuk menyerah kepada pasukan Belanda dan bekerja bersama Belanda.

Sementara itu, dalam sebuah pasukan terhadap Belanda telah diketahui dengan sama bahwa dalam sebuah pasukan dari Cut Nyak Dien telah melemah dan hanya dapat menghindar dalam adanya sebuah tekanan. Akibatnya, karena sudah mulai renta dalam sebuah kondisi fisik serta dalam kesehatan Cut Nyak Dien pun telah menurun, tetapi dalam sebuah pertempuran tersebut tetap beliau laksanakan.

Penghianatan Teuku Umar Kepada Belanda

Teuku Umar dan Cut Nyak Dien akan pergi dengan semua dalam sebuah pasukan Belanda dan telah membawa peralatan berat, senjata, dan amunisi dan tidak pernah kembali. Pengkhianatan ini disebut sebagai Het verraad van Teukoe Oemar (pengkhianatan oleh Teuku Umar).

Teuku Umar, yang telah mengkhianati terhadap pihak Belanda, telah membuat marah Belanda dan telah meluncurkan sebuah pencarian atau operasi besar-besaran untuk menangkap Teuku Umar dan Cut Nyak Dien. Gerilyawan sekarang telah dilengkapi dengan berbagai peralatan dari pihak Belanda.

Mereka mulai menyerang terhadap pihak Belanda selama Jend. Van Swieten telah diganti. Dalam penggantinya, Jenderal Jakobus Ludovicius Hubertus Pel dengan cepat segera dibunuh dan sebuah pasukan Belanda berada dalam posisi sangat kacau.

Makam Cut Nyak Dien

Sebagai gantinya di pengasingan, potongan tua dan tunanetra mengajarkan agama Nyak Dien. Dia merahasiakan identitasnya sampai akhir hayatnya.

Cut Nyak Dien meninggal pada tanggal 6 November 1908 dan dimakamkan di Gunung Puyuh di wilayah Sumedang. Makamnya baru diketahui dengan pasti pada tahun 1960, ketika pemerintah daerah Aceh dengan sengaja melakukan pencarian.

Cut Nyak Dien telah lahir pada tahun 1848 dalam sebuah keluarga bangsawan yang beragama di daerah Aceh Besar. Cut Nyak Dien merupakan seorang pahlawan nasional wanita Indonesia yang berasal dalam wilayah Aceh.

 

2. Pahlawan Nasional dari Banjar – Kalimantan Selatan : Pangeran Antasari.

Pahlawan Nasional lainnya dari Kalimantan Selatan : Hasan Basri, Idham Chalid,

Biografi Pangeran Antasari

Pangeran Antasari merupakan seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Pangeran Antasari adalah putra dari pasangan Gusti Hadijah binti Sultan Sulaiman dan Pangeran Masohut (Mas’ud) bin Pangeran Amir yang lahir pada tahun 1797 atau 1809 di Kayu Tangi, Banjar, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Pangeran Antasari meninggal dunia pada 11 Oktober 1862 (53 Tahun) di Bayan Begok, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah.

Pada 14 Maret 1862, didepan kepala suku dayak dan dan Adipati penguasa wilayah dusun Atas, Kapuas dan Kahayan yakni Tumenggung Surapati/ Tumenggung Yang Pati Jaya Raja, Pangeran Antasari ditunjuk sebagai pimpinan tertinggi Kesultanan Banjar atau menjadi Sultan Banjar dengan gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin.

Pada tanggal 23 Maret 1968, berdasarkan SK No. 06/TK/1968 oleh pemerintah Republik Indonesia, Pangeran Antasari diberi gelar Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan.

Profil Singkat Pangeran Antasari

Nama : Pangeran Antasari
Lahir : Kayu Tangi, Banjar, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan , 1797 atau 1809
Meninggal : Bayan Begok, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, 11 Oktober 1862
Ibu: Gusti Khadijah binti Sultan Sulaiman
Ayah : Pangeran Masohut (Mas’ud) bin Pangeran Amir

Pangeran Antasari Pewaris Kerajaan Banjar

Pangeran Antasari adalah putra dari Pangeran Masohut (Mas’ud) bin Pangeran Amir dan Gusti Khadijah binti Sultan Sulaiman. Semasa muda Pangeran Antasari bernama Gusti Inu Kartapati. Pangeran Antasari memiliki seorang adik perempuan bernama Ratu Antasari atau Ratu Sultan Abdul Rahman yang meninggal dahulu setelah melahirkan anaknya yang bernama Rakhmatillah yang merupakan pewaris kesultanan banjar, dan saat masih bayi anaknya pun meninggal.

Pangeran Antasari tidak hanya sebagai pemimpin Suku Banjar, namun juga pemimpin Suku kutai, Maanyan, Bakumpai, Siang, Murung, Ngaju, Sihong, Pasir dan beberapa suku lain yang ada di wilayah dan pedalaman atau sepanjang Sungai Barito, baik beragama Islam maupun Kaharingan.

Setelah pengasingan Sultan Hidayatullah ke Cianjur oleh Belanda, perjuangan rakyat banjar diteruskan oleh Pangeran Antasari. Pada 14 Maret 1862, untuk menguatkan posisi Pangeran Antasari sebagai pemimpin perjuangan untuk melawan penjajah di kawasan bagian utara Banjar, di depan rakyat, pejuang, bangsawan, panglima dayak serta alim ulama Banjar, Pangeran Antasari ditunjuk sebagai Petinggi kesultanan Banjar atau menjadi Sultan Banjar dengan gelar Panembah Amiruddin Khalifatul Mukminin. Penguatan posisi tersebut dimulai dengan seruan

“Hidup untuk Allah dan Mati untuk Allah!”.

Perjuangan Pangeran Antasari Melawan Belanda

Pada 25 April 1859, Pangeran Antasari bersama 300 prajuritnya menyerang pertambangan batu bara milik Belanda yang ada di Pengaron dengan dimulainya penyerangan tersebut Perang Banjar pun pecah. Peperangan demi peperangan terus terjadi di seluruh wilayah Kerajaan Banjar. Pangeran Antasari yang dibantu para panglima dan pengikut setianya menyerang pos-pos milik Belanda yang ada di Martapura, Riam Kanan, Hulu Sungai, Tabalong, Tanah Laut, Sepanjang sungai Barito hingga Puruk Cahu.

Peperangan yang terjadi antara pasukan Pangeran Antasari dengan Belanda semakin sengit. Belanda yang dibantu oleh pasukan Batavia dan juga persenjataan canggih, berhasil mendesak Pangeran Antasari dan pasukannya dan Pangeran Antasari akhirnya memindahkan benteng pertahanannya ke Muara Taweh.

Belanda terus membujuk Pangeran Antasari agar menyerah, namun Pangeran Antasari tetap teguh pada pendiriannya. Pihak Belanda pernah menawarkan hadiah imbalan sebesar 10.000 gulden bagi siapapun yang dapat menangkap lalu membunuh Pangeran Antasari, namun tidak ada yang mau menerima tawaran tersebut.

Meninggalnya Pangeran Antasari

Setelah lama berjuang, pada 11 Oktober 1862 di kampung Bayan Begok, Sampirang Pangeran Antasari wafat ditengah pasukannya di Usia sekitar 75 tahun tanpa menyerah, tertangkap ataupun tertipu oleh Belanda. Pangeran Antasari meninggal akibat penyakit paru-paru dan juga cacar yang dideritanya setelah perang dibawah kaki Bukit Begantung, Tundukan. Sepeninggalan Pangeran Antasari, perjuangan di teruskan oleh putranya yang bernama Muhammad Seman.

Pada tanggal 11 november 1958 atas keinginan Banjar dan juga persetujuan keluarga, setelah terkubur selama sekitar 91 tahun di daerah Hulu sungai Barito, kerangka Pangeran antasari dipindah makamkan ke Taman Makam Perang Banjar yang ada di Kelurahan Surgi Mufti, Banjarasin. Bagian tubuh Pangeran Antasari yang masih utuh dan dipindah makamkan adalah tulang tengkorak, tempurung lutut dan juga beberapa helai rambut.

Penghargaan Untuk Pangeran Antasari

Pada tanggal 23 Maret 1968, berdasarkan SK No. 06/TK/1968 oleh pemerintah Republik Indonesia, Pangeran Antasari diberi gelar Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan. Untuk mengenang jasa beliau, nama beliau di abadikan pada Korem 101/Antasari dan juga nama beliau dipakai sebagai nama julukan Kalimantan Selatan yaitu Bumi Antasari.

3. Pahlawan Nasional dari Jawa Timur : Ir.Soekarno.

Pahlawan Nasional lainnya dari Jawa Timur : Sutomo (Bung Tomo), Basuki Rahmat, HOS Cokroaminoto, Halim Perdana Kusuma, Hasyim Asy’ari, Mustopo, Supriyadi,

Biografi Ir.Soekarno

Biografi Soekarno dimulai dari kelahirannya. Pada tanggal 6 Juni 1901 Soekarno kecil dilahirkan di Kota Surabaya. Nama asli Soekarno adalah Koesno Sosrodiharjo. Namun karena waktu itu beliau sering sakit-sakitan saat masih kecil, akhirnya namanya diganti menjadi Soekarno.

Bung Karno lahir dari keluarga bangsawan dengan ayahnya bernama Raden Soekemi Sosrodiharjo dan ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai.

Semasa hidupnya, presiden yang terkenal dengan kharismatiknya ini mempunyai 9 orang istri. Adapun istri-istri beliau, yaitu Fatmawati yang juga merupakan ibu negara yang pertama, Hartini, Haryati, Heldy Djafar, Inggit Garnasih, Kartini Manoppo, Oetari, Ratna Sari Dewi, dan Yurike Sanger.

Dari ke sembilan istrinya tersebut, Soekarno dikaruniai beberapa putra dan putri, yaitu Megawati Soekarno Putri, Mohammad Guruh Irianto Soekarno, Rachmawati Soekarno Putri, Sukmawati Soekarno Putri, Taufan Soekarno Putra, Bayu Soekarno putra, Totok Suryawan, Kartika Dewi Soekarno, Ayu Gembirowati, Rukmini Soekarno, dan Guntur Soekarno Putra.

Bung Karno Dan Masa Kecilnya

Soekarno kecil tidak tinggal bersama orang tuanya di Blitar, melainkan tinggal bersama kakeknya R. Hardjokromo, di Tulungagung. Setelah menamatkan sekolah di Hoogere Burger School, beliau berpindah ke rumah H.O.S Tjokroaminoto yang tak lain merupakan sahabat ayah Soekarno.

H.O.S Tjokroaminoto merupakan tokoh pendiri organisasi islam, yaitu Sarekat Islam (SI). Dari sinilah Soekarno berkenalan dengan tokoh-tokoh pemimpin SI, seperti H. Agus Salim

Bakatnya yang begitu hebat berdiplomasi sudah terlihat dari kecil. Saat masih muda, Soekarno mulai belajar untuk berpidato dan berpolitik. Beliau belajar berpidato di depan cermin di kamarnya. Melalui kegemarannya berlatih pidato tersebutlah Bung Karno kemudian tumbuh menjadi sosok yang begitu berwibawa dan hebat berpidato.

Setelah Bung Karno lulus dari Technische Hoge School atau sekarang menjadi ITB, beliau mendirikan kelompok belajar (Algemeene Studie Club) yang merupakan cikal bakal berdirinya PNI (Partai Nasional Indonesia).

Partai Nasional Indonesia ini mempunyai tujuan yang kuat yaitu mengusir para penjajah dan mewujudkan kemerdekaan yang sangat dicita-citakan oleh bangsa Indonesia.

Pendidikan Ir. Soekarno

Dai biografi Soekarno, kita juga bisa mengetahui riwayat pendidikannya. Soekarno dalam riwayat hidupnya dikenal dengan sosok yang sangat cerdas dalam membangun tata kota, terutama ibukota Indonesia saat ini, DKI Jakarta.

Hal itu dapat dibuktikan dengan banyaknya monumen yang tersebar di beberapa wilayah Jakarta yang telah menjadi landmark kota jakarta itu sendiri. Dibalik kecerdasannya, inilah riwayat pendidikan yang tercatat di dalam sejarah Soekarno:

  • Pendidikan Sekolah Dasar EIS (Eerste Inlande School) di Mojokerto
  • Pendidikan Sekolah Dasar ELS (Europeesche Lagere School), Mojokerto (1911)
  • Hoogere Burger School (HBS), Surabaya (1911-1915)
  • Technische Hoge School, Bandung (1920)

Perjalanan Hidup Soekarno

Sejarah Soekarno menjadi presiden Indonesia yang pertama, dimulai dari keaktifannya pada beberapa organisasi yang telah diikutinya. Setelah lulus dari Hoogere Burger School (HBS) pada tahun 1920, iya melanjutkan belajar di Technische Hoogeschool atau THS (yang sekarang menjadi ITB). Sehingga pada tanggal 25 Mei 1926 beliau menyandang gelar insinyur.

Setelah lulus, beliau aktif di dunia politik, salah satunya mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI) pada tanggal 4 Juli 1927. Berawal dari aksinya inilah yang membuat sosok Soekarno menjadi sosok yang dikhawatirkan oleh penjajah. Sehingga menyebabkan beliau dipenjarakan bahkan diasingkan oleh Belanda.

Ir. Soekarno dibebaskan setelah masa penjajahan Jepang pada tahun 1942. Di awal penjajahan, Jepang tidak menaruh perhatian lebih kepada tokoh-tokoh pergerakan Indonesia. Namun sampai pada akhirnya, Jepang menyadari kemampuan para tokoh ini. Hingga Jepang mulai memanfaatkan para tokoh pergerakan Indonesia merdeka ini.

Bung Karno dan para tokoh lainnya berusaha sekuat tenaga untuk dapat meraih kemerdekaan yang selalu dicita-citakan. Diantaranya dengan menyusun dasar-dasar pemerintahan negara, Pancasila, UUD 1945, dan teks proklamasi

Setelah melewati perjuangan yang sangat panjang dan tak mudah, akhirnya dalam sejarah tercatat pada tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno dan Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dan sehari setelahnya, pada sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 Ir. Soekarno dipilih secara aklamasi menjadi Presiden Republik Indonesia yang Pertama.

Namun perjuangan beliau tak cukup sampai disitu saja, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia banyak para sekutu yang tidak mengakui kemerdekaan Indonesia. Bahkan mereka berusaha merebut kembali kekuasaan di Indonesia. Beruntung semangat juang Soekarno dan para pejuang lainnya yang tak kenal lelah mampu melewati semua itu.

Akhir Hayat Bapak Proklamator

Pada saat itu, Soekarno telah dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani serangkaian pengobatan di Wina, Austria pada tahun 1961. Di tahun 1964 Prof. Dr. K Fellinger dari Fakultas Kedokteran Universitas Wina menyarankan agar ginjal beliau di angkat. Namun Soekarno menolak dan lebih memilih melakukan pengobatan tradisional

Hingga tepatnya pada hari minggu, 21 Juni 1970 Ir Soekarno meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta. Beliau disemayamkan di kediamannya di Wisma Yaso, Jakarta. Kemudian dimakamkan di Blitar, di dekat makam ibundanya.

Bapak proklamasi ini sangat berjasa bagi kedamaian Indonesia seperti sekarang ini. beliau rela mempertaruhkan hidupnya demi tanah air yang begitu beliau cintai. Bahkan hingga beliau dipenjarakan, dibuang dan diasingkan pun tak ernah menyurutkan niatnya untuk membela Indonesia merdeka.

Soekarno Di Mata Dunia

Tak hanya dihargai dan dikenang di dalam negeri saja. Bahkan beliau sangat terkenal di mata dunia. Bung Karno terkenal akan keberanian dan kemampuan diplomatisnya. Bahkan di beberapa negara mengabadikan namanya melalui:

  • Jalan Ahmed Soekarno di Mesir
  • Rue Soekarno di Maroko
  • Jalan Soekarno di Pakistan, Soekarno Squere di Peshwar, dan Soekarno Bazar di Lahore
  • Masjid Soekarno di St. Petersburg, Rusia
  • Pohon Soekarno di Arab Saudi
  • Perangko di Filipina dan Kuba
  • Patung lilin di Thailand

Dibalik perangainya yang tegas dan kharismatik, sosok soekarno dikenal dengan pribadi yang bersahabat. Di balik sejarah Soekarno yang penuh perjuangan, presiden yang dijuluki sebagai “singa podium” ini memiliki sahabat karib yang juga pemimpin dan presiden negara lain, seperti Nikita Kruschev pemimpin Uni Soviet dan John F. Kennedy Presiden Amerika Serikat.

Penghargaan Yang Pernah Diraih Soekarno

Sepanjang sejarah Soekarno menjadi presiden hingga bahkan setelah wafat, beliau telah mendapatkan banyak sekali penghargaan. Hal ini bisa kita ketahui dari biografi Soekarno. Penghargaan itu datang baik dari dalam negeri sebagai pahlawan bagi bangsa Indonesia maupun dari luar negeri.

  • Gelar Doktor Honoris Causa yang didapatkan dari 26 universitas dari dan dalam negeri, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, Colombia University (Amerika Serikat), Far Eastern University (Filipina), Al- Azhar University (Mesir), dan lain-lain.
  • Penghargaan bintang kelas satu dari The Order of Supreme Companions of OR, Tambi, Afrika Selatan pada tahun 2005
  • Bintang Mahaputera Adipurna pada tahun 1959
  • Lenin Peace Price tahun 1960
  • Philippine Legion of Honor tahun 1951
4. Pahlawan Nasional dari Jawa Tengah : R.A. Kartini.


Pahlawan Nasional lainnya dari Jawa Tengah : Jendral Sudirman, Prof. dr. Soepomo,  Dr. Ciptomangunkusumo, Urip Sumoharjo, Yos Sudarso, Jendral Gatot Subroto, dll.

 

  • Nama asli : Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat
  • Nama terkenal : Raden Adjeng Kartini
  • Tempat lahir : Jepara Jawa Tengah
  • Tanggal lahir : Senin, 21 April 1879
  • Zodiac : Taurus
  • Wafat : 17 September 1904, Kabupaten Rembang
  • Ayah : Raden mas Adipati Ario Sosroningrat
  • Ibu : M.A Ngasirah
  • Garis keturunan : Hamengkubuwono VI
  • Warga Negara : Indonesia
  • Agama : Islam
  • Pasangan : K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat
  • Anak : Soesalit Djojoadhiningrat
  • Dikenal karena : emansipasi wanita

Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat merupakan nama lengkap RA Kartini. Ia lahir pada tanggal 21 April 1879 di Mayong, Jepara, Jawa Tengah. Ayahnya bernama Raden mas Adipati Ario Sosroningrat yang merupakan seorang bupati Jepara. Kartini adalah keturunan ningrat. Hal ini bisa dilihat dari silsilah keluarganya. Kartini adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A Ngasirah yang merupakan putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono yang merupakan seorang guru agama di Telukawur, Jepara. Dari sisi ayahnya, silsilah Kartini dapat dilacak sampai Hamengkubuwana VI.

Sudah banyak yang mengupas mengenai pahlawan wanita berpengaruh di Indonesia bahkan dunia yang satu ini. Ibu kita kartini memang menjadi salah satu tokoh pahlawan wanita yang fenomenal di tanah Jawa tepatnya berasal dari Jawa Tengah. Banyak penulis menuturkan biografi RA Kartini dan menceritakan perjalanan hidupnya yang menginspirasi. Seperti halnya yang dilakukan oleh Sitisoemandari Soeroto dalam bukunya yang berjudul ‘Kartini : Sebuah Biografi’. Dalam buku ini diterangkan tentang silsilah keluarga Kartini, sisi kehidupan yang menjadi saksi perjuangan melalui tulisannya yang sarat akan kritik penyetaraan gender, nasionalisme yang mengunggah sampai ke negeri Belanda. Kumpulan tulisan kepada sahabat – sahabat penanya di Belanda atau surat – surat yang pernah ia buat dirangkum Armijn Pane dalam sebuah buku yang berjudul ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ yang juga menjadi salah satu tema yang pernah ia tuliskan.

Keturunan Kartini saat ini masih ada yang masih hidup dengan silsilah keluarga Kartini. Perjalanan hidup Kartini sampai dengan kontroversi gelarnya yang membuat Indonesia pernah geger pada waktu itu memang masih menjadi tanda tanya dan membuat banyak orang masih tertarik dan ingin tahu terus bagaimana biografi RA Kartini sebagai pahlawan wanita Indonesia.

 

5. Pahlawan Nasional dari Yogyakarta : Ki Hajar Dewantara.

 

Pahlawan Nasional lainnya dari Yogyakarta : Ahmad Dahlan, Agustinus Adi sucipto, Hamengku Buwana I, Hamengku BUwana IX, Pangeran Diponegoro, Ki Bagus Hadikusumo, Sultan Agung, Wahidin Sudiro husodo, dll.

Dengan nama kecil Raden Mas Soewardi Soerjaningrat setelah itu sejak tahun 1922 berganti nama menjadi Ki Hadjar Dewantara, dilahirkan di Provinsi Yogyakarta, pada tanggal 2 Mei 1889 dan wafat di Daerah Istimewa Yogyakarta, pada tanggal 26 April 1959 pada usia 69 tahun merupakan aktivis pergerakan kemerdekaan Bansa Indonesia, kolumnis (penulis untuk koran ataupun majalah), politisi, dan pemrakarsa pendidikan bagi para kaum pribumi di Indonesia dari zaman kolonial penjajahan Bangsa Belanda. Ia merupakan seorang pendiri Perguruan Taman Siswa, ialah suatu lembaga pendidikan yang pada masa itu untuk memberikan kesempatan bagi para orang – orang pribumi jelata untuk dapat mendapatkan hak pendidikan yang sama seperti halnya para priyayi ataupun orang-orang kolonial Belanda

Sekian Kunci Jawaban Dari Saya Tentang “Soal dan Kunci Jawaban PPKN Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Aktivitas 6.4 Tabel 6.3 Sekilas Pahlawan Nasional Halaman 153-155 Bab 6 (Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia)”, Dan Terima Kasih Sudah Berkunjung Blog Yang Sederhana. Semoga Kunci Jawaban Ini Bisa Membantu Kalian Yang Belum Menjawab Soal dan Kunci Jawaban PPKN Kelas 7 Kurikulum 2013 Revisi 2016 Aktivitas 6.4 Tabel 6.3 Sekilas Pahlawan Nasional Halaman 153-155 Bab 6 (Daerah dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia). Jika ada Kelebihan pada artikel ini semoga bermanfaat bagi kalian semua dan jika ada kekurangan maupun Salah mohon dimaafkan sebesar-besarnya. Jika Ada Pertanyaan Dan Ada Saran Untuk kelebihan dan kekurangan Selain Ini Bisa Komen Di Kolom Komentar.

About Muhammad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!