web tracker

Jelaskan bagaimana kondisi Eropa Barat sekitar abad ke-14 sampai abad ke-15, sehingga akhirnya orang-orang Eropa itu mencari dunia baru ke timur?

Questions and Answer Keys for Indonesian History Class 11 Curriculum 2013 Revised 2017 CHAPTER FINAL EXAMINATION Explain how the condition of Western Europe around the 14th century to the 15th century, so that the Europeans finally looked for a new world to the east Page 67 Chapter 1 (Between Colonialism and Imperialis) ~ Assalamualikum semuanya, kembali lagi bersama laguasyik.com. Pada kali ini saya akan memberi tahu kalian semua tentang Soal dan Kunci Jawaban Sejarah Indonesia Kelas 11 Kurikulum 2013 Revisi 2017 LATIH ULANGAN AKHIR BAB Jelaskan bagaimana kondisi Eropa Barat sekitar abad ke-14 sampai abad ke-15, sehingga akhirnya orang-orang Eropa itu mencari dunia baru ke timur Halaman 67 Bab 1 (Antara Kolonialisme dan Imperialisme) kepada para siswa/siswi yang melihat artikel ini. Yuk, kita langsung saja ke soal dan jawabannya. ~

LATIH ULANGAN AKHIR BAB

Jawab dan selesaikan beberapa pertanyaan berikut!

1. Jelaskan bagaimana kondisi Eropa Barat sekitar abad ke-14 sampai abad ke-15, sehingga akhirnya orang-orang Eropa itu mencari dunia baru ke timur?

Kondisi Eropa barat abad ke 14 dan 15 M mengalami perubahan yang drastis, setelah terputusnya jalur perdagangan akibat takluknya kota Konstantinopel oleh Kesultanan Turki Usmani. Hal ini menyebabkan meningkatnya harga rempah-rempahyang sangat berharga di Eropa.

Eropa barat juga mulai memasuki masa Renaisans, dengan ditandai pertumbuhan budaya dan ilmu pengetahuan yang pesat. Perkembangan teknologi ini misalnya perkembangan kemampuan navigasi dan pembangunan kapal oleh orang Portugis.

Mahalnya harga rempah-rempah dan perkembangan teknologi pelayaran ini menjadi pendorong penjelajahan samudera oleh bangsa Eropa.

Sejak abad pertengahan bangsa-bangsa Eropa mulai tergerak untuk melakukan praktik kolonialisme dan imperialisme. Bangsa-bangsa Eropa mulai tergerak untuk membuka diri dengan adanya perkembangan teknologi sehingga bangsa-bangsa Eropa mulai mencari daerah-daerah baru dengan didasari semboyan 3G. Semboyan yang menjadi motif dari praktik kolonialisme dan imperalisme adalah gold, gospel, dan glory.

  • Gold, memiliki arti kekayaan.

Gold merupakan motif mencari kekayaan. Pada abad pertengahan, rempah-rempah merupakan komoditas utama perdagangan dunia. Negara-negara Eropa memiliki keadaan geografis dan astronomis yang tidak memungkinkan untuk menghasilkan rempah-rempah. Untuk mendapatkan keuntungan dan kekayaan yang berlimpah maka negara-negara Eropa mencari daerah-daerah jajahan yang dapat menghasilkan rempah-rempah sebagai komoditas perdagangan mereka.

  • Gospel, memiliki arti agama.

Bangsa-bangsa Eropa menerapkan praktik kolonialisme dan imperialisme yang dilandasi motif menyebarluaskan  agama tertentu ke seluruh dunia yaitu agama Katolik dan Kristen. Tetapi hanya beberapa negara Eropa yang memiki motif gospel, di antaranya Portugis dan Spanyol. Portugis dan Spanyol merupakan negara yang mayoritas penduduknya beragama Katolik dan sangat menghormati dan menaati Paus di Vatikan. Pauslah yang menyerukan agar di setiap misi penjelajahan yang dilakukan disertakan misi penyebaran Katolik. Di setiap misi penjelajahan Portugis dan Spanyol ke daerah-daerah baru, mereka selalu menyisipkan misionaris atau pemuka agama untuk menyebarkan agama. Salah satu bukti motif gospel adalah setiap benteng yang dibangun oleh Portugis maupun Spanyol di Asia selalu terdapat bangunan gereja.

  • Glory, memiliki arti kejayaan.

Glory merupakan motif bangsa Eropa melakukan praktik kolonialisme dan imperialisme untuk membangun dan mengembalikan kejayaan yang dimiliki bangsa Eropa pada zaman dahulu. Pada saat Islam berada di bawah pemerintahan Bani Umayyah, Islam berhasil menguasai sebagian wilayah Eropa antara lain dengan menaklukkan bangsa Portugis. Hal ini yang menjadi motif bangsa Portugis melakukan praktik kolonialisme dan imperialisme.

2. Jelaskan bahwa VOC adalah negara dalam negara!

VOC merupakan sebuah kongsi atau perserikatan dagang Hindia Timur yang dibentuk oleh Belanda. Banyak kongsi-kongsi dagang yang memperebutkan bahkan bersaing secara tidak sehat. Hadirnya VOC dengan kewenangan dan hak-hak istimewanya disebut sebagai negara dalam negara. Contohnya, membentuk angkatan perang, membuat perjanjian dengan raja-raja, mendririkan benteng pertahanan, hingga mengeluarkan mata uang sendiri merupakan kewenangan sebuah negara.

VOC dikatan Negara dalam Negara karena VOC membentuk sistem pemerintahannya sendiri di dalam negara Indonesia dikarenakan Belanda memberikan hak Actroi atau hak istimewa kepada VOC. Hak tersebut meliputi:

  • Hak monopoli perdagangan di Indonesia
  • Hak untuk mengadakan pemerintahan sendiri
  • Mengadakan perjanjian
  • Membuat Uang dan mencetak serta menyebarkan sendiri
  • Membangun Benteng.
  • Membentuk Tentara atau angkatan perang sendiri
  • Melaksanakan Perjanjian Di Indonesia.

Dengan demikian,  VOC dikatakan sebagai negara dalam negara karena hadirnya VOC dengan kewenangan dan hak-hak istimewanya yang disebut dengan hak oktroi VOC, meliputi: hak membentuk angkatan perang, hak membuat perjanjian dengan raja-raja, hak mendririkan benteng pertahanan, hingga hak mengeluarkan mata uang sendiri yang merupakan kewenangan sebuah negara.

3. Benarkah J.P. Coen merupakan peletak dasar bagi penerapan kolonialisme dan imperialisme di Indonesia?

Jan Pieterszoon Coen dapat dikatakan sebagai peletak dasar penjajahan VOC di indonesia karena Coen adalah orang yang merebut Jayakarta dari Banten dan mendirikan Batavia, menindak tegas perlawanan terhadap monopoli VOC dan menghalau Sultan Agung dari Mataram yang hendak menaklukkan Batavia.

Jan Pieterszoon Coen adalah seorang tokoh VOC yang menjabat Gubernur Jenderal Hindia Belanda selama dua periode, dari tahun 1618 hingga 1623, dan periode kedua dari tahun 1627 hingga 1629.

Sebagai gubernur jenderal, Coen dianggap sebagai peletak dasar penjajahan Belanda di Indonesia, melalui perluasan kekuasaan VOC.

VOC pada awal masa jabatan Coen hanya berupa perusahaan dagang dengan kontrak monopoli rempah-rempah di Maluku, dengan kantor pusat di Ambon dan beberapa kantor dagang di Banten dan Jayakarta. Coen merebut Jayakarta dari kesultanan Banten dalam pertempuran pada tahun 1619. Diatas reruntuhan kota ini Coen mendirikan kota Batavia, sebagai kantor pusat baru VOC.

Kontrak monopoli VOC pada awal masa jabatan Coen sering diacuhkan penduduk Maluku karena memang merugikan mereka. Coen menganggap ini sebuah pelanggaran dan bertindak sangat kejam untuk menerapkan monopoli rempah-rempah penuh di Maluku, terutama di pulau Banda. Pada tahun 1621, Coen memimpin serangan ke pulau Banda dengan menggunakan serdadu Belanda dan tentara bayaran dari Jepang. Sekitar 15000 penduduk Banda yang menentang monopoli VOC dibantai dan sisanya dikirim sebagai budak ke Batavia.

Coen juga berhasil mempertahanakan Batavia dibawah kekuasaan VOC ketika Sultan Agung dari Mataram berusaha menaklukkan kota ini pada tahun 1628 dan 1629. Batavia memiliki benteng kuat dan dilindungi oleh kanal dan dapat disuplai dari laut. Ini mempuat kepungan Sultan Agung gagal menaklukkan Batavia. Meski berhasil menghalau Sultan Agung, Coen meninggal ditengah pertempuran karena wabah kolera.

Tindakan Coen yang memaksakan monopoli dan menggunakan kekuatan militer terhadap rakyat Indonesia ini kemudian ditiru oleh pejabat VOC lainya dan menjadi dasar penjahan Belanda di Indonesia.

4. Apa yang dimaksud dengan kolonialisme dan imperialisme? Dalam praktik keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan bahkan dikatakan kolonialisme merupakan penguatan dari imperialisme, apa maksudnya?

Pengertian Kolonialisme

Kolonialisme berasal dari Bahasa Latin, yaitu colonia yang berarti pemukiman. Maka arti kolonialisme adalah upaya yang dilakukan negara-negara penguasa dalam rangka memperluas wilayah kekuasaan.

Kolonialisme didasari oleh kepentingan ekonomi. Kebanyakan wilayah yang dijadikan koloni memiliki sumber daya alam yang kaya.

Kolonalisme ini dapat terwujud melalui penaklukan. Mulanya bangsa yang hendak membuat koloni berdagang dengan penguasa lokal.

Lambat laun mereka mulai campur tangan dalam urusan pemerintahan penguasa setempat. Ini dilakukan karena mereka mencoba menghentikan pergolakan politik lokal yang bisa mengganggu kelancaran perdagangan mereka.

Pembentukan koloni ditandai dengan usaha membubarkan dan membentuk kembali komunitas yang sudah ada melalui perdagangan, penjarahan, pembunuhan massal, perbudakan, dan pemberontakan.

Wilayah koloni kemudian dinyatakan sebagai daerah bagian dari negara Induk. Contohnya adalah Hindia Belanda (Indonesia) merupakan koloni dari negara Belanda.

Pengertian Imperialisme

Imperialisme berasal dari kata imperator yang memiliki arti memerintah. Jadi, imperialisme merupakan suatu sistem dalam dunia politik yang bertujuan untuk menguasai negara lain yang dianggap terbelakang untuk memperoleh kekuasaan dan keuntungan dari negara yang dikuasainya.

Para ilmuwan kemudian membagi imperialisme menjadi imperialism kuno dan modern. Imperialisme kuno terjadi sebelum revolusi industri dengan tujuan kekayaan (gold), kejayaan (glory), dan menyebarkan ajaran Alkitab (gospel). Spanyol dan Portugis adalah negara yang menjalankan imperialisme kuno.

Sedangkan imperialisme modern berlangsung setelah revolusi industri dengan Inggris sebagai pelopor. Tujuan imperialisme modern adalah:

  • Mendapatkan daerah penghasil bahan baku industri
  • Mendapatkan daerah pemasaran hasil idustri
  • Mendapatkan daerah untuk invstasi jangka panjang
  • Perbedaan Kolonialisme dan Imperialisme

Kolonialisme dan imperialisme memiliki kesamaan, yaitu sama-sama membuat bangsa penguasa makmur, sedangkan yang dijajah semakin menderita. Namun keduanya memiliki perbedaan mendasar, yaitu:

  • Kolonialisme bertujuan untuk menguras habis sumber daya alam dari negara koloni untuk diangkut ke negara induk.
  • Imperialisme bertujuan untuk menanamkan pengaruh pada semua bidang kehidupan negara yang bersangkutan.

Kolonialisme dan Imperialisme tidak dapat dipisahkan karena jika muncul perlakuan kolonialisme maka kedepannya pasti akan muncul kelakuan imperialisme,dan jika ada kelakuan imperialisme,maka sebelumnya pasti dilakukan kolonialisme terlebih dahulu.

5. Apakah politik devide et impera? Tunjukkan bukti-bukti bahwa VOC telah menerapkan politik devide et impera!

Politik devide et impera adalah politik pecah belah yang dilakukan VOC dengan memanfaatkan pertikaian antara kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk melebarkan pengaruh dan memperluas kekuasaan serta monopoli VOC.

Bukti bahwa VOC telah menerapkan politik devide et impera misalnya adalah penaklukan Makassar dari Sulatn Hasanudiin oleh VOC yang dibantu oleh Arung Palaka.

Devide et impera terhadap bangsa Indonesia berdampak perpecahan di bangsa Indonesia, dan takluknya bangsa Indonesia di bawah penjajahan Belanda, meskipun saat itu Belanda hanya memiliki sedikit pasukan di Indonesia.

Ketika Belanda pertama kali datang di Indonesia, jumlah mereka sangat kecil dan hanya mampu menguasai beberapa pos dagang dan benteng di Ambon dan kemudian Batavia (Jakarta).

Namun dengan politik pecah belah, Belanda berhasil menggunakan cara membantu satu pihak bertikai untuk mengalahkan pihak lain yang menentang Belanda dan meluaskan kekuasaanya.

Dengan politik ini, Belanda mampu mengalahkan kerajaan-kerajaan besar di Nusantara dengan memanfaatkan perang saudara atau permusuhan antara kerajaan tersebut dengan saingannya.

Contoh devide et impera ini adalah:

  • Pada Perang Makassar, Belanda berhasil menaklukan Kesultanan Gowa di Makassar pada tahun 1669, setelah mendapat bantuan dari raja Bone, Arung Palakka. Tentara Belanda saat itu sangat sedikit dan Makassar dilindungi benteng Bongaya yang kuat. Namun ketika Arung Palakka memihak Belanda, Makassar menghadapi kepungan serangan dua arah, dari laut oleh Belanda dan dari darat oleh Arung Palaka, sehingga akhirnya kalah.
  • Belanda mendapatkan pesisir utara pulau Jawa setelah melakukan intervensi dan membantu sultan Amangkurat I dan Amangkurat II dari kesultana Mataram yang menghadapi pemberontakan Trunojoyo dan Pangeran Puger pada tahun 1674–1680
  • Belanda berhasil melebarkan kekuasaanya di Banten setelah membantu Sultan Haji merebut kekuasaan dari ayahnya, Sultan Ageng Tirtayasa pada tahun 1683.

6. Jelaskan kaitan antara korupsi dan bubarnya VOC!

VOC menjadi satu – satunya maskapai kerajaan Belanda yang ditunjuk untuk mengeksploitasi Indonsia sejak 1602, Vereenigde Oostindische Compagnie ini juga cukup terkenal sebagai pemonopoli rempah – rempah dari bumi nusantara, dengan membeli berbagai komoditas rempah dengan harga yang sangat murah dari petani local untuk dijual dengan harga tinggi di daratan eropa. Tujuan awal demi tercapainya Gold dan Glory maka tak heran jika hak oktroi pun dimiliki VOC,

Mata uang pun mereka cetak sendiri bahkan hingga tugas pemungutan pajak daerah pun menjadi wewenang mereka. Di sisi lain, kebiasaan belanda yang sering berperang menjadi salah satu penyebab biaya operasional yang dibutuhkan pun makin besar terutama bagi VOC sendiri yang notabene memang masih kerap bersitegang dengan beberapa wilayah jajahannya di nusantara. Persaingan dagang komoditas rempah – rempah dengan beberapa negara eropa lainnya juga turut menjadi penghambat berkembangnya bisnis voc kala itu.

Bubarnya VOC karena dana Operasional yang membengkak

Namun tidak hanya itu saja, biaya yang harus dikeluarkan untuk mendanai voc pun makin membesar sejak adanya kebiasaan korupsi yang dilakukan di dalam tubuh voc itu sendiri. Hutang pun kemudian menjadi satu – satunya cara yang dilakukan voc kala itu, bahkan hutang voc pernah mencapai 136.7 juta gulden yang menyebabkan maskapai ini tak bisa ditolong lagi, eksistensi voc pun harus berakhir di tanggal 31 desember 1799 dengan pernyataan pailit, hutang yang sangat besar dan asset yang harus diserahkan pada pemerintah Belanda.

7. Jelaskan dengan konsep dan prinsip perubahan dan keberlanjutan terkait dengan pemerintahan dan kebijakan Raffles di Indonesia.

Perubahan terkait dengan pemerintahan dan kebijakan Raffles di Indonesia:

  • Terjadi perubahan pemerintahan dari pemerintahan kolonial dibawah kerajaan Belanda menjadi pemerintahan di bawah Inggris melalui EIC (Perusahaan Dagang Inggris di Hindia Timur)
  • Raffles melakukan perubahan berupa menghapuskan perbudakan dan menerapkan sistem pajak tanah

Keberlanjutan terkait dengan pemerintahan dan kebijakan Raffles di Indonesia:

  • Raffles masih tetap menjalankan politik penjajahan
  • Raffles masih menggunakan birokrat Belanda dalam pemerintahannya

Pada tahun 1810an, Belanda menjadi negara bawahan Perancis, dan terlibat perang dengan Perancis melawan Inggris. Karena itu Jawa dan wilayah Indonesia (saat itu disebut Hindia Belanda) lainnya diserang Inggris, yang berhasil mengalahkan pasukan Belanda pada tahun 1811, untuk mencegah agar Hindia Belanda jatuh ke tangan Perancis, karena saat itu Inggris dan Perancis sedang berperang di Perang Napoleon.

Setelah penaklukan ini, Thomas Stamford Raffles ditunjuk sebagai Letnan Gubernur Jawa, dibawah Gubernur Jendreal India, Lord Minto. Raffles melarang secara resmi perbudakan, tapi karena kurangnya pengawasan perbudakan masih berlangsung. Ini terutama terjadi dari perbudakan hasi perompakan dan perbudakan di wilayah yang jauh di luar Jawa.

Dalam kebijakan, Raffles melakukan berbagai perubahan atau kebijakan baru. Misalnya Raffles berusaha menghapuskan perbudakan. Sebelumnya penjajah Belanda menggunakan budak sebagai pembantu dan pekerja perkebunan. Namun Raffless berusaha menghapuskan praktek ini dan membebaskan para budak.

Raffless juga mengganti sistem pajak Belanda yang mewajibkan petani untuk menyerahkan hasil tanamannya ke penajah, dan menggantikannya dengan sistem pajak tanah.

Raflles juga melakukan ekspedisi untuk melakukan penelitian ilmiah dan  menemukan situs sejarah baru. Salah satu hasil ekspedisi ini adalah ditemukannya bunga Rafflesia dan ditemukannya kembali peninggalan Candi Borobudur.

Namun Raffless terap mempertahankan sistem pemerintahan penjajahan di Hindia Belanda. Karena kurangnya orang Inggris di Hindia Belanda, Raffles mempertahankan dan terus menggunakan birokrat Belanda untuk melakukan administrasi pemerintahan.

Raffles juga mempertahan kan kebijakan penjajahan yang sebelumnya diterapkan Belanda. Raffles melakukan ekspedisi ke Palembang untuk memaksa Sultan Mahmud Badaruddin II menyerahkan Bangka dan Belitung, yang kaya timah, kepada Inggris.

8. Cari benang merah kaitan antara VOC, Tanam Paksa, dan Usaha Swasta, yang pada akhirnya membuat kemiskinan dan penderitaan rakyat!

VOC merupakan kongsi dagang yg memonopoli perdangan daerah jajahannya dengan menggunakan sistem tanam paksa. Mereka tidak memberi upah melainkan dengan cara memaksa. Serta usaha swasta yang menerapkan sistim kapitalis. Tentu ketiganya menimbulkan kesenjangan sosial sehingga mengakibatkan kemiskinan dan penderitaan rakyat.

Usaha swasta yang membuat kemiskinan dan penderitaan terhadap Rakyat ialah Belanda ingin menjajah kita dan mengganggap bahwa kita adalah negeri yang mereka pandang sebelah mata dan juga mereka ingin kita tidak mempunyai hak-hak kebebasan. Dan mereka juga ingin kita tidak merdeka.

9. Ceritakan kembali proses masuknya agama Kristen ke Indonesia!

Masuknya agama Kristen Katolik ke Nusantara memiliki catatan tersendiri dalam sejarah Indonesia. Fase masuk dan berkembangnya ajaran Kristiani di Nusantara terjadi seiring dengan dimulainya periode kolonialisme dan imperialisme bangsa-bangsa Eropa.

Dikutip dari buku Sedjarah Geredja di Indonesia (1966) karya Th. Muller Kruger, ajaran Kristen mulai memasuki wilayah Nusantara pada abad ke-16 Masehi. Saat itu, agama Islam sedang berkembang pesat seiring era Hindu-Buddha yang kian meredup.

Adalah bangsa Portugis yang membawa ajaran Kristen Katolik ke Nusantara. Mereka berlayar dengan tujuan mencari rempah-rempah. Orang-orang Portugis ini mengusung misi 3G yaitu gold (kekayaan), glory (kejayaan), dan gospel (agama), dalam penjelajahan ke dunia baru.

Selanjutnya adalah orang-orang Belanda yang membawa ajaran Kristen Protestan ke Nusantara pada abad ke-17, demikian diungkapkan T.B. Simatupang melalui tulisan bertajuk “Dynamics for Creative Maturity” dalam Asian Voices in Christian Theology (1976).

Dengan demikian, sebelum Islam menyebar di seluruh Indonesia, kekristenan hadir dengan menancapkan kukunya di daerah-daerah yang belum terlalu dimasuki Islam maupun Hindu dan Buddha, seperti Maluku, Timor, sebagian Sumatera dan Sulawesi, hingga akhirnya Papua.

Portugis & Misi

Penyebaran Kristen di Nusantara Salah satu tujuan pelayaran Portugis adalah Kepulauan Maluku yang memang menjadi surga rempah-rempah, komoditas yang amat laku dan mahal di Eropa.

Kedatangan Portugis di Maluku diterima di Maluku, termasuk oleh Kesultanan Ternate. Bahkan, Portugis diizinkan membangun benteng yang berfungsi sebagai pangkalan militer, pedagang, dan pusat agama di wilayah Ternate yang terletak di Maluku Utara.

Menurut tulisan Usman Nomay berjudul “Portugis dan Misi Kristenisasi di Ternate” dalam jurnal Fikrah (Volume 2, Juni 2014), bangsa Portugis mengusung misi Jesuit. Di mana saja dan kapan saja serta tanah mana yang mereka datangi dan tempati, pengabaran injil adalah sebuah pesan suci yang perlu dilaksanakan.

Dengan demikian, orang Portugis berusaha dengan cara dan metode yang bermacam-macam untuk mengajak orang Maluku, baik yang sudah beragama Islam maupun yang masih menganut paham animisme dan dinamisme, untuk mengimani ajaran Kristen.

Salah satu misionaris awal Kristen Katolik asal Portugis di Maluku adalah Simon Vaz. Dikutip dari Kepulauan Rempah-rempah (2016) karya M. Adnan Amal, Simon Vaz adalah orang yang mengkristenkan sejumlah bangsawan Ternate, termasuk Tabariji yang sempat menjadi Sultan Ternate pada 1533-1534.

Salah satu misionaris awal Kristen Katolik asal Portugis di Maluku adalah Simon Vaz. Dikutip dari Kepulauan Rempah-rempah (2016) karya M. Adnan Amal, Simon Vaz adalah orang yang mengkristenkan sejumlah bangsawan Ternate, termasuk Tabariji yang sempat menjadi Sultan Ternate pada 1533-1534.

Pada 1536, Simon Vaz tewas terbunuh. Setelah itu, hadir Antonio Golvao, seorang tokoh militer Portugis, yang kemudian membuka sekolah Kristen Katolik di Ternate.

Penyebaran ajaran Kristen Katolik juga dilakukan di banyak wilayah Maluku lainnya, juga kemudian ke kawasan Timor, hingga akhirnya Portugis berhasil diusir dari Kepulauan Nusantara pada 1575.

10. Tahun 1563, dapat dikatakan sebagai tahun pertumbuhan agama Katolik di tanah Minahasa Sulawesi Utara. Coba jelaskan!

Tahun 1563 dapat dikatakan sebagai tahun pertumbuhan agama katolik di tanah Minahasa, Sulawesi Utara karena pada tahun ini, misonaris Portugis pertama kali menyebarkan agama Kristen Katolik di wilayah ini.

Tanah Minahasa di Sulawesi Utara merupakan salah satu wilayah dengan penduduk beragama Kristen di Indonesia. Agama Kristen pertama kali masuk dalam bentuk ajaran Kristen Katolik pada tahun 1563 ketika para misionaris Portugis pertama datang. Para misionaris ini kemudian menyebarkan ajaran Katolik dan membabtis beberapa raja dari Minahasa.

Namun persebaran agama Katolik terhambat dan tidak bisa berkembang, hingga sekarang ajaran Kristen yang mayoritas dipeluk oleh orang Minahasa adalah Kristem Protestan bukan Kristen Katolik.

Penyebab hambatan persebaran Katolik adalah kekalahan peperangan antara Portugis dengan kesultanan Ternate dan Tidore yang beragama Islam serta dengan VOC Belanda yang kebanyakan beragama Protestan.

Akibat kekalahan ini, kekuasaan Portugis terbatas di Timor Timur dan Pulau Flores, sementara tanah Minahasa akhirnya masuk ke wilayah pengaruh VOC dan kemudian pemerintah Belanda.

Pada 12 Juni 1831, dua misionaris Jerman yang dididik di Belanda, yaitu Johann Friedrich Riedel dan Johann Gottlieb Schwarz tiba di daerah Minahasa untuk memberitakan Injil. Kedatangan mereka memulai babak baru persebaran agama Kristen di tanah Minahasa, kali ini dalam bentuk ajaran Kristen Protestan sebagaimana yang dianut oleh orang Belanda, bukan lagi ajaran Kristen Katolik sebagaimana yang dianut oleh orang Portugis.

Para misionaris Protestan ini berhasil dalam mengajak orang Minahasa dalam beragama Kristen, seperti terlihat dari agama mayoritas orang Minahasa saat ini.

Persebaran agama Kristen di tanah Minahasa dikelola oleh organisasi yang disebut The Protestantsche Kerk In Nedherlandsch-Indie (Gereja Potestan Hindia Belanda) atau yang sekarang bernama GPI (Gereja Protestan Indonesia).

Sekian Kunci Jawaban Dari Saya Tentang “Soal dan Kunci Jawaban Sejarah Indonesia Kelas 11 Kurikulum 2013 Revisi 2017 LATIH ULANGAN AKHIR BAB Jelaskan bagaimana kondisi Eropa Barat sekitar abad ke-14 sampai abad ke-15, sehingga akhirnya orang-orang Eropa itu mencari dunia baru ke timur Halaman 67 Bab 1 (Antara Kolonialisme dan Imperialisme)”, Dan terima kasih sudah berkunjung blog yang sederhana. Semoga kunci jawaban ini bisa membantu kalian yang belum menjawab Soal dan Kunci Jawaban Sejarah Indonesia Kelas 11 Kurikulum 2013 Revisi 2017 LATIH ULANGAN AKHIR BAB Jelaskan bagaimana kondisi Eropa Barat sekitar abad ke-14 sampai abad ke-15, sehingga akhirnya orang-orang Eropa itu mencari dunia baru ke timur Halaman 67 Bab 1 (Antara Kolonialisme dan Imperialisme). Jika ada kelebihan pada artikel ini semoga bermanfaat bagi kalian semua dan jika ada kekurangan maupun salah mohon dimaafkan sebesar-besarnya. Jika ada pertanyaan dan ada saran untuk kelebihan dan kekurangan selain ini bisa komen di kolom komentar.

About Muhammad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!