web tracker

Akhlak yang diajarkan Agama Islam dalam memahami Qada’ dan Qadar adalah

Questions and Answer Keys for Islamic Religious Education and Character Class 12 2013 Revision 2018 Curriculum Evaluation of Morals taught by Islam in understanding Qada’ and Qadar is Pages 37-39 Chapter 2 (Believing in Qada’ and Qadar Gives Birth to the Spirit of Work) ~ Assalamualikum semuanya, kembali lagi bersama laguasyik.com. Pada kali ini saya akan memberi tahu kalian semua tentang Soal dan Kunci Jawaban Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 12 Kurikulum 2013 Revisi 2018 Evaluasi Akhlak yang diajarkan Agama Islam dalam memahami Qada’ dan Qadar adalah Halaman 37-39 Bab 2 (Meyakini Qada’ dan Qadar Melahirkan Semangat Bekerja) kepada para siswa/siswi yang melihat artikel ini. Yuk, kita langsung saja ke soal dan jawabannya. ~

Evaluasi

I. Berilah tanda silang (x) pada huruf a, b, c, d, atau e yang dianggap jawaban yang paling tepat!

1. Perhatikanlah Q.S. al-Furqan/25:2 di bawah ini!

Makna yang terkandung dalam ayat tersebut adalah bahwa Allah Swt. yang sudah menciptakan segala sesuatu, dan Allah Swt. juga yang sudah menentukan . . . .

A. ukuran-ukurannya

B. panjang pendeknya

C. posisi-posisinya

D. besar kecilnya

E. baik buruknya

Jawaban : A. ukuran-ukurannya

2. Akhlak yang diajarkan Agama Islam dalam memahami Qada’ dan Qadar adalah . . . .

A. setiap keburukan kesalahan manusia dan kebaikan adalah anugerahNya

B. berbuat baiklah, sebagaimana Anda ingin diperlakukan dengan baik

C. keteladanan merupakan kunci keberhasilan pergaulan sesama

D. sibukkanlah mencari kekurangan yang ada dalam diri

E. kesuksesan dunia menentukan kesuksesan akhirat

Jawaban : A. setiap keburukan kesalahan manusia dan kebaikan adalah anugerahNya

Penjelasan : Akhlak yang diajarkan agama islam dalam memahami qada dan qadar adalah  setiap keburukan kesalahan manusia dan kebaikan adalah anugrah-Nya . karena seorang muslim yang meyakini qodo dan qodar pasti menyadri tidak ada kebaikan dan keburukan yang menimpanya kecuali sudah ditakdirkan ALLAH kepadanya.

3. Pernyataan yang termasuk dalam contoh ketentuan dari takdir mubram adalah . . . .

A. hidup yang benar, beriman atau kafir, sukses atau gagal, sedih atau gembira

B. karier yang bagus, rumah tangga yang sejahtera, anak-anak yang salih

C. kaya dan miskin, cerdas dan bodoh, sehat dan sakit, sejahtera dan sengsara

D. saat kematian datang , kelahiran, jenis kelamin, siapa orang tua kita

E. harapan serta cita-cita, harta, jabatan, ilham, dan ilmu pengetahuan

Jawaban : D. saat kematian datang , kelahiran, jenis kelamin, siapa orang tua kita

Penjelasan : Takdir ada 2 macam:

  • Takdir muallaq adalah takdir yang bergantung pada ikhtiar seseorang atau usaha menurut kemampuan yang ada pada manusia.
  • Takdir mubbom adalah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat diubah oleh manusia lagi, seperti kelahiran, kematian, jenis kelamin, jodoh.

Takdir dengan doa ikhtiar dan tawakal sangatlah Berhubungan atau Saling terkait, maksudnya Allah sudah mentakdirkan sesuatu pada kita, namun kita tidak tahu takdir Allah pada kita itu apa, karena takdir termasuk rahasia Ilahi, untuk mengetahui takdir itu, kita harus berikhtiar dan berdo’a,  hasilnya kita serahkan pada Allah itu namanya tawakkal, dengan berikhtiar dan berdo’a dan mengetahui apa hasilnya itulah takdir Allah.

4. Tidak semua doa yang dipanjatkan dikabulkan oleh Allah Swt. Pernyataan dibawah ini kemungkinan belum dikabulkannya doa tersebut, kecuali . . .

A. saatnya belum tepat

B. sebagai tabungan di akhirat

C. ditangguhkan sampai di akhirat

D. tidak baik hasilnya

E. sebagai hukuman

Jawaban : E. sebagai hukuman

Penjelasan : Sebagaimana hal ini telah disampaikan dalam hadis riwayat Ahmad yang dishahihkan oleh Al-Hakim. Di mana Rasulullah bersabda, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan satu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahim kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga perkara, doanya tersebut dikabulkan segera, disimpan untuknya di akhirat, atau dirinya akan dijauhkan dari keburukan yang senilai dengan permohonan yang dipintanya

5. Perhatikanlah pernyataan berikut ini!

  1. Penuh optimis dalam menjalani hidup
  2. Senantiasa berorientasi kepada prestise
  3. Tidak memiliki harga diri dalam bergaul
  4. Pandai memanfaatkan kesempatan dalam hidup
  5. Memiliki etos kerja yang tinggi dalam beraktivitas
  6. Tidak mudah putus asa bila menghadapi kegagalan

Pernyataan di atas yang tidak termasuk hikmah beriman kepada Qada’ dan Qadar adalah nomor . . . .

A. 1), 2) dan 4)

B. 2), 3) dan 5)

C. 2), 3) dan 4)

D. 1), 4) dan 6)

E. 1), 5) dan 6)

Jawaban : E. 1), 5) dan 6)

Penjelasan : Hal yang bukan termasuk dalam hikmah beriman kepada qadha dan qadar Allah adalah menambah pandai dalam segala hal. Sedangkan pilihan yang lain tergolong dalam hikmah yang di dapat oleh orang yang beriman kepada qadha dan qadar Allah.

Iman kepada qadha dan qadar Allah merupakan salah satu bagian dari rukun iman. Iman kepada qadha dan qadar Allah adalah rukun iman yang ke 6. Selain iman kepada qadha dan qadar Allah kita juga wajib beriman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab Allah, rasul utusan Allah dan hari kiamat.

II. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang singkat dan benar!

a. Segala sesuatu yang sudah ditetapkan Allah Swt. atas manusia sudah ditentukan sejak zaman . . . (azali)

b. Ketetapan dan ketentuan Allah Swt. atas manusia sudah tertulis di . . . . (kitab yang nyata atau lauh mahfuz)

c. Ketentuan dan ketetapan Allah Swt. yang baru merupakan ketetapan belum terlaksana disebut . . . (qadha’)

d. Suatu ketentuan Allah Swt. yang akan diberlakukan kepada makhluk-Nya, setelah terlahir ke dunia disebut . . . . (ketetapan Allah bahwa segala sesuatu ada jodohnya , atau ada sebab dan akibat seperti adanya siang dan malam, laki-laki dan perempuan)

e. Adapun yang dimaksud dengan sunnatullah adalah . . . . (qodha’ dan qodar Allah)

f. Tanda-tanda kebesaran Allah Swt. yang terhampar di alam raya disebut . . . (ayat Kauniyah)

g. Permohonan atas segala sesuatu yang diinginkan manusia terhadap Allah Swt. disebut . . . . (mubram)

h. Kematian merupakan contoh dari takdir . . . . (do’a)

III. Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan singkat dan benar!

1. Jelaskan hubungan antara takdir, ikhtiar, doa dan tawakal!

Saling terkait, maksudnya Allah sudah mentakdirkan sesuatu pada kita, namun kita tidak tahu takdir Allah pada kita itu apa, karena takdir termasuk rahasia Ilahi, untuk mengetahui takdir itu, kita harus berikhtiar dan berdo’a,  hasilnya kita serahkan pada Allah itu namanya tawakkal, dengan berikhtiar dan berdo’a dan mengetahui apa hasilnya itulah takdir Allah.

Takdir

Ada dua jenis takdir, yaitu:

  • Takdir muallaq adalah ketentuan Allah yang bisa dirubah dengan cara ikhtiar.
  • Takdir mubbom adalah ketentuan yang sudah pasti dan tidak bisa dirubah oleh manusia. Contoh: jodoh, kematian, kelahiran, dll.

Ihtiar

Ihtiar adalah usaha dari kita sebagai manusia, dengan kemampuan kita sendiri tentunya, untuk berusaha merubah takdir (Takdir muallaq).

Do’a

Do’a adalah permohonan ataupun permintaan kita kepada Allah, tentunya dengan penuh rasa ikhlas dan rendah hati.

Tawakkal

Tawakkal adalah sikap menerima dengan cara berserah diri kepada Allah sehingga dengan ikhlas dan sabar menerima hasilnya.

2. Mengapa manusia diwajibkan ikhtiar!

  • Menjalani Perintah Allah SWT

Perintah untuk berikhtiar terdapat dalam Al Quran, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al Jumu’ah Ayat 10.

َ ِ ۡي ٱلأ ْ ف َ ِش ُروا َٱنت ُ ف وة ٰ َ َ ِت ٱلصَّل ُ ِضی َذا ق َإ ۡر ِ ْ ِض َ و ف َ ۡض ِل ۡٱبتَ ُغوا ِمن ف َّ ُكمۡ َّ َعل ِ ٗیرا ل َ َ كث ْ َّ ٱ ۡ ُك ُروا ِ ُح َون ١٠ َّ ٱ ۡ ِ َ وٱذ ُفل ت .

“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (Q.S Al Jumu’ah [62]: 10)

  • Mendapatkan Karunia Allah SWT

Sebagaimana firman Allah dalam Surat An Nisa Ayat 32.

“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (An Nisa [4] : 32)

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya karunia Allah akan datang kepada mereka yang senantiasa berusaha dengan bersungguh-sungguh dalam berikhtiar.

Meskipun nantinya hasil yang didapatkan mungkin tidak sesuai dengan apa yang diharapkan dan diperjuangkan. Namun, dengan berikhtiar setidaknya menjadi bukti kesungguhan seorang Muslim dalam meraih tujuannya.

  • Melengkapi Doa

Doa dan ikhtiar adalah dua hal yang berbeda tapi tidak dapat dipisahkan. Ikhtiar tanpa berdoa merupakan hal yang sia-sia. Begitu pun sebaliknya, berdoa tanpa ikhtiar juga tidak akan menghasilkan apa-apa.

Hal ini tertulis dalam Surat Ar Rad Ayat 11.

لَهُۥ مُعَقِّبٰتٌ مِّنۢ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِۦ يَحْفَظُونَهُۥ مِنْ أَمْرِ اللَّهِ  ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ  ۗ وَإِذَآ أَرَادَ اللَّهُ بِقَوْمٍ سُوٓءًا فَلَا مَرَدَّ لَهُۥ  ۚ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُونِهِۦ مِنْ وَالٍ

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (QS. Ar-Ra’d  [13]: 11)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa meskipun seseorang memohon pertolongan kepada Allah SWT, jika orang tersebut tidak berusaha untuk mengubah keadaannya, maka Alah pun tidak akan melakukan apa-apa.

  • Menambah Rasa Optimis

Sebagaimana hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda,

“Mukmin (orang yang beriman) yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada diri masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan; ‘Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu’. Tetapi katakanlah; ‘lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata ‘lau’ (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.”

Sikap pesimistis biasanya muncul apabila seseorang tidak bergerak, tidak melakukan sesuatu dan memilih untuk diam karena takut menghadapi risiko. Dengan berikhtiar, sesungguhnya bisa menambah dan mendorong manusia untuk terus optimistis dalam menggapai sesuatu.

3. Mengapa Rasulullah saw. dan sahabat utama beliau tidak pernah mempersoalkan takdir? Urutkan jawabanmu!

Karena Rosulullah dan sahabat utamanya (abu Bakar) percaya dan yakin akan ketetapan Allah itu yang terbaik bagi hamba Allah, sebagaimana dalam surat luqman, kurang lebih artinya apapun yang terjadi padamu, tetapkanlah dalam hatimu itu adalah yang terbaik dari Allah untukmu.

Karena Rosulullah dan sahabatnya selalu menetapkan dalam hatinya bahwa taqdir atau ketetapan Allah adalah yang terbaik bagi mereka dari Allah, maka Rosulullah dan sahabatnya tidak mempersoalkan taqdir.

4. Sebutkan 5 macam anugerah Allah Swt. yang telah diberikan manusia sebagai bekal agar tidak salah dalam menempuh kehidupannya!

  • Naluri
  • Panca indera
  • Akal
  • Qalbu, dan
  • Aturan agama

Aturan agama ini berupa kitab suci al-qur’an dan disertakan juga RosulNya untuk menjelaskan aturan-aturan agama pada ummat manusia, penjelasan” tentang aturan itu dibukukan dalam sebuah hadits, sehingga ummat yang tidak menjumpai RosulNya tetap bisa mengetahuinya dengan cara belajar, menggunakan anugra Allah yang berupa akal dan panca indranya untuk mempelajarinya, naluri dan qalbu pun ikut berperan juga. Sehingga lengkaplah sudah bekal yang dimiliki manusia menuju kebahagiaan hidup yang diinginkan.

5. Salinlah, terjemahkan, dan jelaskan kandungan isi dari Q.S. an Najm/43:39-42

Al-Qur’an Surat An-Najm Ayat 39-42.

وَأَن لَّيْسَ لِلْإِنسَٰنِ إِلَّا مَا سَعَىٰ . وَأَنَّ سَعْيَهُۥ سَوْفَ يُرَىٰ . ثُمَّ يُجْزَىٰهُ ٱلْجَزَآءَ ٱلْأَوْفَىٰ . وَأَنَّ إِلَىٰ رَبِّكَ ٱلْمُنتَهَىٰ

“Dan bahwa insan hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya (39). Dan sebenarnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya) (40). Kemudian akan diberi jawaban kepadanya dengan jawaban yang paling sempurna(41). Dan sebenarnya kepada Tuhanmulah akhirnya (segala sesuatu) (42).” (QS. An-Najm : 39-42)

Kandungan Al-Qur’an Surat An-Najm Ayat 39-42.

Melalui ayat ini Allah Swt. berjanji akan memberi jawaban tepat kepada orang yang mau berusaha keras. Setiap perjuangan atau ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup hendaknya diawali dengan niat sebab Allah Swt. semata. Seorang pedagang menjajakan dagangannya di pasar dengan penuh harap akan mendapat rezeki banyak. Petani mencangkul di sawah berharap hasil panennya melimpah. Tukang becak mengayuh becaknya sekuat tenaga untuk mengantarkan penumpang menuju tujuan. Karyawan bekerja di kantor semoga pekerjaannya segera selesai.

Pedagang, petani, tukang becak, karyawan atau profesi lainnya, bekerja sesuai keahliannya masing-masing. Mereka bekerja keras mencari nafkah, tanpa mau berpangku tangan. Mereka enggan dikasihani, dan tidak mau menjadi beban orang lain. Sungguh mereka ialah orang-orang mulia dikarenakan telah bekerja keras menafkahi keluarga dengan cara halal.

Allah Swt. akan mengaruniakan pahala berlipat ganda kepada mereka. Pahala tersebut akan menjadi bekal meraih kebahagiaan di akhirat. Dan amal saleh yang telah mereka lakukan akan dibalas dengan surga. Surga merupakan jawaban tepat dari Allah Swt. bagi hamba-hamba-Nya yang saleh.

Untuk meraih nirwana seorang hamba perlu ikhtiar sekuat tenaga. Di antaranya melakukan perintah Allah Swt. dan menjauhi laranganNya. Shalat, zakat, puasa dan ibadah lainnya juga merupakan sarana meraih surga. Ibadah-ibadah tersebut harus dikerjakan dengan penuh nrimo dan sungguh-sungguh. Bagi hamba yang beribadah sekedarnya saja, maka beliau akan dibalas oleh Allah Swt. sesuai usahanya itu.

Demikian pula dalam urusan duniawi, setiap insan akan mendapat sesuai hasil usahanya. Manusia harus bekerja keras semoga hidup berkecukupan. bila ingin meraih juara maka ia harus rajin belajar, berlatih, dan berdoa. Jika ingin menang dalam pertandingan olah raga, maka ia harus latihan keras dan disiplin.

Demikian pula, bila ingin meraih impian maka harus berikhtiar sekuat tenaga dan berdoa kepada Allah Swt. Segala perjuangan kalian dalam meraih impian akan bernilai ibadah bila niatnya lurus sebab Allah Swt. Dengan ikhtiar sekuat tenaga dan niat yang benar, serta berdoa kepada Allah Swt. maka kesuksesan hidup akan gampang dicapai.

Kandungan surat al-najm ayat 39 sampai 42, yaitu :

  • Allah Swt. berjanji akan memberi balasan sempurna kepada orang yang mau berusaha keras
  • Setiap usaha atau ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan hidup hendaknya diawali dengan niat karena Allah Swt semata.
  • Allah Swt. akan mengaruniakan pahala berlipat ganda kepada mereka yang mau berikhtiar sesuai keahliannya, dan tidak berpangku tangan, dan pahala tersebut akan menjadi bekal meraih kebahagiaan di akhirat. Dan amal saleh yang telah mereka lakukan akan dibalas dengan surga. Surga merupakan balasan sempurna dari Allah Swt. bagi hamba-hamba-Nya yang saleh.
  • Usaha, kerja keras atau ikhtiar dilakukan untuk memperoleh kebahagian dunia dan akhirat, kebahagian dunia harus disertai dengan ikhtiar kerja keras, begitu juga kebahagian akhirat juga disertai dengan ikhtiar kerja keras (ibadah) dengan menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah

6. Mengapa manusia harus bertawakal? Jelaskan!

Allah telah memerintahkan umat-Nya untuk bertawakal. Dalam surat Al-Maidah ayat 23, Allah berfirman: “Dan hanya kepada Allah-lah kalian bertawakal jika kalian benar-benar orang yang beriman”.

  • Dalam buku 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi karya Muhammad Sholikhin (2009), tawakal memiliki beragam manfaat, antara lain:
  • Tawakal diperlukan setelah mengambil keputusan penting guna memperoleh keteguhan hati dan ketabahan dalam melaksanakannya (QS. Al Imran: 159).
  • Sikap mempercayakan diri kepada Allah merupakan konsekuensi keyakinan bahwa segala sesuatu akan kembali kepada Allah SWT (QS Hud: 123).
  • Manusia bertawakal karena Allah Maha Mulia dan Maha Bijaksana. Dengan bertawakal, kita menghapus kekhawatiran terhadap Sang Pencipta (QS Asy-Syu’ara: 217).
  • Tawakal menjadi sumber kekuatan jiwa dan keteguhan hati dalam menempuh hidup yang penuh tantangan.

Ada beberapa alasan mengapa manusia harus bertawakal kepada Allah SWT, antara lain sebagai berikut:

  • Menjadi Bukti Keimanan

Manusia yang bertawakal kepada Allah SWT adalah manusia yang dapat membuktikan keimanannya, karena salah satu ciri orang beriman adalah bertawakal kepada Allah SWT, sebagaimana telah disebutkan dalam ayat al-Anfaal di atas.

  • Memperoleh Jaminan Rezeki

Manusia yang senantiasi bertawakal kepada Allah SWT akan memperoleh jaminan rezeki. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah SAW:

Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan tawakal yang sebenar-benarnya, kalian pasti diberi rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, ia pergi pada pagi hari dalam keadaan perut kosong, kemudian pulang pada sore harinya dalam keadaan kenyang. (HR. Tirmidzi)

  • Memperoleh Kecukupan dari Apa yang Dibutuhkan

Manusia yang bertawakal kepada Allah akan dianugerahi kecukupan dari segala kebutuhannya. Mungkin, dari sisi jumlah sedikit, tetapi kebutuhannya dapat tercukupi dari yang sedikit itu. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah ath-Thalaaq ayat 3:

Barangsiapa bertawakal kepada Allah niscaya Dia akan mencukupkan (keperluan)nya. (ath-Thalaaq:3)

  • Tidak Dikuasai Setan

Manusia yang bertawakal kepada Allah tidak mudah untuk tergoda dan dikuasai setan. Sebab, setan tidak akan mampu untuk menggoda manusa yang dekat dengan Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah an-Nahl ayat 99:

Sungguh, setan itu tidak akan berpengaruh terhadap orang yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan. (an-Nahl: 99)

  • Menghargai Usaha yang Dilakukan

Manusia yang bertawakal kepada Allah akan selalu menghargai usaha yang dilakukan. Ia akan menerima apa yang diperolehnya dan mensyukurinya. Ia menyadari bahwa segala sesuatunya ditentukan oleh Allah SWT.

  • Dicintai Allah SWT

Manusia yang bertawakal kepada Allah akan mendapatkan kecintaan Allah SWT. Hal ini adalah imbalan dari kedekatannya kepada Allah. Allah mencintai manusia-manusia yang selalu mendekatkan diri kepadaNya.

7. Jelaskan manfaat berdoa bagi orang beriman!

  • Mendekatkan diri kepada Allah

Bagi orang beriman, doa bukan hanya ditujukan untuk meminta sesuatu kepada Allah, melainkan digunakan sebagai cara berkomunikasi kepada yang kuasa. Orang beriman tak berkeluh kesah kepada para konselor, tetapi kepada Allah yang menciptakan dan memberi ia kehidupan

  • Sebagai Cara Untuk mendapatkan pahala dan ridho Allah

Berdoa disebutkan perintahnya dalam al quran maupun anjurannya dalam hadis. Maka dari itu, berdoa bisa hukumnya wajib maupun sunnah. Ketika kita mematuhi apa yang dikatakan hadis dan quran, maka itu berhadiah pahala dari Allah.

  • Cara Beribadah

Seperti penjelasan poin dua diatas, Setiap anjuran dan perintah dalam agama adalah ibadah dan mendapatkan pahala.

  • Mendapatkan ketenangan dan kenyamanan dalam hati

Doa bagi orang beriman tak hanya meminta terhindar dari penyakit berbahaya dunia seperti kanker, sakit jantung dll. tetapi kebanyakan orang beriman meminta agar tak ada sifat sombong, iri, dengki, hasad di dalam hatinya.

  • Dapat melindungi diri dari godaan syetan.

Syaitan seperti yang dijelaskan dalam quran adalah musuh bagi umat manusia yang menggoda disetiap kesempatannya. Doa melindungi pelakunya dari godaan syaitan, bahkan dapat mengeluarkan syaitan dari tubuh orang yang kerasukan (Doa dan ayat ruqyah)

  • Dikabulkan Keinginannya

Allah mengatakan dalam quran surah al baqoroh “Aku akan menjawab(mengabulkan) permintaan hambaku jika ia berdoa” . Maka dari itu harusnya kita berdoa dahulu baru berusaha atas semua pekerjaan yang kita lakukan.

  • Senjata orang beriman

Dikatakan dalam hadis bahwa : Doa itu senjatanya orang beriman . Jadi ketika susah maupun senang, orang beriman tak akan sedih dan depresi. Melainkan mengeluarkan senjata yang hanya dipunyai orang beriman, yaitu berdoa dan meminta jalan keluar serta solusi kepada Allah sang pencipta.

  • Do’a dapat mengubah takdir (tentu disertai usaha)

Sebagaimana hadits nabi,

dari Tsauban RA, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada yang dapat mencegah takdir, kecuali doa. Tidak ada yang dapat menambah umur, kecuali kebaikan. Dan seseorang benar-benar akan dihalangi dari rezeki, disebabkan oleh dosa yang diperbuatnya.” (HR. Al-Hakim).

  • Menghindarkan murka Allah

Sebagaimana hadits nabi,

Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang tidak meminta pada Allah (berdo’a), maka Allah akan murka padanya.” (HR. Tirmidzi).

8. Sebutkan fungsi beriman kepada Qada’ dan Qadar!

  • Bukti iman kepada Allah

Rasul bersabda,

وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ

“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang buruk… .”

Tidak akan disebut seseorang itu beriman jika ia tidak beriman kepada qada dan qadar. Inilah salah satu bukti keimanan kepada Allah SWT.

Ibnu Abbas pernah berkata,

“Qadar adalah nidzam (aturan) tauhid. Barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan beriman kepada qadar, maka tauhidnya sempurna. Dan barangsiapa yang mentauhidkan Allah dan mendustakan qadar, maka dustanya merusakkan tauhidnya” (Majmu’ Fataawa Syeikh Al-Islam, 8/258).

  • Melatih kesabaran

Dengan beriman pada qada dan qadar, maka seseorang akan dilatih kesabarannya. Ia akan jadi lebih mawas diri dalam menghadapi setiap ujian maupun musibah yang menimpanya. Allah berfirman,

وَعَسَى أَنْ تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَكُمْ وَعَسَى أَنْ تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216).

  • Terhindar dari sifat sombong

Seseorang yang percaya pada qada dan qadar akan terhindar dari sifat sombong. Ia akan menyadari segala kesuksesan atau segala nikmat yang ia dapatkan adalah karena Allah Ta’ala. Tidak akan pernah ia menikmati kenikmatan dunia tanpa izin dari Allah SWT. Allah berfirman,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنْفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ نَبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ وَاللَّهُ لَا يُحِبُّ كُلَّ مُخْتَالٍ فَخُورٍ

“Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul-Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri,” (Al-Hadid, 57: 22-23)

وَمَا تَشَاءُونَ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ

“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (81: 29)

  • Selalu optimis dan berusaha

Beriman kepada qada dan qadar bukan berarti hanya mengandalkan dan bersandar pada segala ketetapan yang telah dibuat oleh Allah SWT. Hal ini karena ia mengetahui bahwa Allah juga memberikan keringanan dan jalan bagi mereka yang selalu berusaha, bukan yang menyerah dengan keadaan.

عَنْ عَلِىٍّ – رضى الله عنه – قَالَ كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – فِى جَنَازَةٍ فَأَخَذَ شَيْئًا فَجَعَلَ يَنْكُتُ بِهِ الأَرْضَ فَقَالَ « مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلاَّ وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ » . قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلاَ نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ قَالَ « اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ ، أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ ، وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ » . ثُمَّ قَرَأَ ( فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى * وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى ) الآيَةَ .

Ali radhiyallahu ‘anhu berkata: “Pernah Nabi shallallahu ‘alaihi wasalllam mendatangi jenazah, lalu beliau mengambil sesuatu, kemudian beliau menusuk-nusuk tanah dengan dan bersabda:“Tidak ada seorangpun dari kalian melainkan telah ditetapkan tempatnya di neraka dan tempatnya di surga”. Para shahabat bertanya: “Wahai Rasulullah, kenapa kita tidak bersandar saja atas ketetapan yang telah dituliskan atas kita dan meninggalkan amal?”, beliau menajwab: “Tetaplah kalian beramal, karena setiap sesuatu akan dimudahkan terhadap (ketetapan) yang ia diciptakan untuknya, siapa yang termasuk orang yang ditakdirkan bahagia, maka akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni surga, adapun siapa yang ditakdirkan termasuk dari dari orang yang ditkadirkan sengsara, maka ia akan dimudahkan untuk mengamalkan amalan penghuni neraka”.Kemudian beliau membaca ayat:

فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى

“Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa”. “Dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (surga)”. “Maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah”. QS. Al Lail: 5-7. (HR. Bukhari)

  • Lebih mudah bersyukur

Mereka yang beriman pada qada dan qadar adalah orang-orang yang selalu bersyukur atas apa yang telah ditetapkan Allah SWT. Rasul bersabda,

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ

“Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mukmin; yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR Muslim)

9. Mengapa tidak semua doa yang dipanjatkan selalu dikabulkan Allah Swt.? Jelaskan!

Tidak setiap doa pasti dikabulkan oleh Allah SWT. Menurut Imam Ahmad bin Muhammad As-Shawi Al-Maliki dalam kitabnya berjudul Hasyiatus Shawi ala Tafsiril Jalalain (Beirut, Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah, 2017, Juz 3, hal. 392), mengatakan bahwa sebuah doa akan dikabulkan oleh Allah jika memenuhi persyaratan-persyaratan tertentu.

Persyaratan terkabulnya doa meliputi dua hal, yakni :

  • Persyaratan yang melekat pada manusia. Persyaratan ini didasarkan oleh Al-Qur’an dan hadits, antara lain berupa sikap ikhlas, mengikuti petunjuk Rasulullah, mempercayai bahwa Allah akan mengabulkan doa, dan memanjatkan doa dengan hati yang khusyu’ serta penuh harap kepada Allah.
  • Persyaratan yang melekat pada Allah. Maksudnya adalah Allah akan mengabulkan doa hambany sesuai dengan kehendak-Nya. Suatu doa hanya bisa terkabul jika Allah berkenan mengabulkannya. Hal ini berdasarkan penjelasan Syekh Ibrahim bin Muhammad bin Ahmad Asy-Syafií Al-Baijuri dalam menafsirkan ayat 41, surat Al-An’am:

“ Maka Dia hilangkan bahaya yang kalian mohonkan kepada-Nya jika Dia menghendaki.”  

Sesungguhnya terkabulnya sebuah doa terikat dengan kehendak-Nya sebagaimana ditunjukkan oleh firman Allah yang berbunyi: ‘Maka Dia hilangkan bahaya yang kalian mohonkan kepada-Nya jika Dia menghendaki.’ Pengabulan doa ini terikat pada kemutlakan dua ayat sebelumnya. Oleh karena itu makna dari ‘Mintalah kepada-Ku, Aku akan mengabulkan’ itu jika Aku menghendakinya, dan aku kabulkan permintaan orang yang berdoa kepada-Ku, jika aku menghendakinya.” (Lihat Tuhfatul Murid, Beirut, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Cetakan ke-2, 2003, hal. 171).

10. Kapan waktu yang tepat untuk memanjatkan doa kepada Allah Swt.?

  • Ketika azan berkumandang

Salah satu waktu paling baik untuk melantunkan doa ialah di saat kita mendengar kumandang azan. Hal ini sebagaimana hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Abu Daud.

“Doa tidak akan tertolak pada dua waktu. Atau kecil kemungkinan tertolak. Yakni saat azan berkumandang dan saat terjadi peperangan, di mana kedua kubu saling menyerang,” (Riwayat Abu Daud).

  • Waktu antara azan dan ikamah

Waktu lainnya yang mustajab untuk berdoa ialah di saat antara azan dan ikamah. Hal ini sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW riwayat Ahmad.

“Sungguh berdoa di antara azan dan ikamah tidak tertolak, maka pergunakanlah waktu itu untuk berdoa,” (Riwayat Ahmad)

  • Ketika sujud dalam salat

Dalam sebuah hadisnya, Rasulullah SAW pernah menegaskan jika waktu sujud merupakan saat di mana jarak antara manusia dengan Allah itu sangat dekat. Maka Rasulullah pun menyarankan agar banyak berdoa saat kita melakukan sujud dalam salat.

“Seorang hamba berada paling dekat dengan Rabb-nya saat ia sedang bersujud. Maka hendaklah perbanyak berdoa saat itu,” (Riwayat Muslim nomor 582)

  • Setelah salat wajib

Setelah salat wajib juga menjadi salah satu waktu di mana jika doa dipanjatkan maka akan lebih mudah dikabulkan. Hal ini sesuai hadis Nabi sebagai berikut.

“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa yang kita panjatkan akan didengar oleh Allah? beliau menjawab: Di akhir malam dan ketika selesai salat,” (Riwayat Tirmidzi nomor 3499).

  • Sewaktu hujan

Saat hujan turun pun menjadi salah satu waktu di mana doa akan lebih mudah di kabulkan. Mengenai hal ini, Rasulullah bersabda.

“Doa tidak akan tertolak yang dipanjatkan pada dua waktu, yakni ketika azan berkumandang dan ketika turun hujan,” (Riwayat Hakim nomor 2534).

  • Saat lailatul qadar

Bagi umat Islam, lailatul qadar merupakan momen paling berharga di setiap tahunnya. Di mana ibadah yang dilakukan pada malam tersebut lebih baik dari seribu bulan. Tidak hanya itu, segala doa yang dipanjatkan juga akan lebih mudah dikabulkan.

Hal ini sebagaimana diceritakan oleh Aisyah Radhiallahu’anha.

“Aku bertanya kepada Rasulullah, menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika bertemu dengan malam Lailatul Qadar? Rasulullah bersabda: Bacalah doa Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni” (Riwayat Tirmidzi nomor 3513).

  • Saat sahur atau sepertiga malam

Selain saat lailatul qadar, saat sahur juga menjadi waktu terbaik untuk memanjatkan doa. Hal ini ditegaskan dalam hadis Nabi yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

“Rabb kita turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya. Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Aku kabulkan, dan orang yang meminta sesuatu akan Aku berikan, serta orang yang meminta ampunan, akan Aku ampuni,” (Riwayat Bukhari nomor 1145 dan Muslim nomor 758).

  • Saat hari Jumat

Disebut sebagai ‘sayyidul ayyam’ atau pemimpinnya hari, Jumat merupakan salah satu waktu terbaik untuk memanjatkan doa. Pasalnya, di saat itu doa akan lebih mudah dikabulkan. Rasulullah bersabda dalam hadisnya:

“Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam menyebutkan tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu, di mana jika seorang muslim memanjatkan doa, maka akan dikabulkan’. Lalu Rasulullah mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut,” (Riwayat Bukhari nomor 935 dan Muslim nomor 852). 

  • Ketika berpuasa

Waktu terbaik lainnya untuk memanjatkan doa ialah di saat waktu seseorang sedang berpuasa. Hal ini sesuai hadis Nabi yang diriwayatkan Tirmidzi.

“Ada tiga doa yang tidak tertolak. Yakni doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya pemimpin yang adil, serta doanya orang yang terzalimi,” (Riwayat Tirmidzi nomor 2528)

  • Saat hari Arafah

Selanjutnya, doa yang terbaik dilakukan ialah saat hari Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah. Rasulullah bersabda seperti berikut.

“Doa yang terbaik adalah ketika hari Arafah,” (Riwayat Tirmidzi nomor 3585).

Sekian Kunci Jawaban Dari Saya Tentang “Soal dan Kunci Jawaban Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 12 Kurikulum 2013 Revisi 2018 Evaluasi Akhlak yang diajarkan Agama Islam dalam memahami Qada’ dan Qadar adalah Halaman 37-39 Bab 2 (Meyakini Qada’ dan Qadar Melahirkan Semangat Bekerja)”, Dan terima kasih sudah berkunjung blog yang sederhana. Semoga kunci jawaban ini bisa membantu kalian yang belum menjawab Soal dan Kunci Jawaban Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas 12 Kurikulum 2013 Revisi 2018 Evaluasi Akhlak yang diajarkan Agama Islam dalam memahami Qada’ dan Qadar adalah Halaman 37-39 Bab 2 (Meyakini Qada’ dan Qadar Melahirkan Semangat Bekerja). Jika ada kelebihan pada artikel ini semoga bermanfaat bagi kalian semua dan jika ada kekurangan maupun salah mohon dimaafkan sebesar-besarnya. Jika ada pertanyaan dan ada saran untuk kelebihan dan kekurangan selain ini bisa komen di kolom komentar.

About Muhammad

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!